5

Even if it hurts, pretending that it’s nothing
Even if tears fall, knowing how to hide them
Placing it in one side of the heart
And knowing how to smile as if nothing’s wrong

CHAPTER 3

Masih tak beranjak sedikitpun, dimana gadis itu membiarkan tubuhnya disapa oleh rintik hujan gerimis. Dengan ribuan titik air berharap mampu membuat kepalanya dingin pula. Song yong hoon bahkan tak peduli puluhan orang ribut kesana-kemari menyelamatkan diri dari guyuran hujan, tapi biarkan dia tetap disana. Mungkin dengan membasahi tubuh perasaannya akan membaik, sampai sebuah benda datang dan melindunginya.

Mengerjap kala merasakan tubuhnya tak lagi tertinpa rintikan air dan mendapati seorang pria lengkap dengan payungnya berdiri tegap dihadapannya. Merasa terganggu yonghoon segera menampik payung itu, “minggir..!! apa yang kau lakukan disini?”

“justru itu yang harus kutanyakan padamu. Kau bukan anak kecil yang pantas bermain hujan yonghoon-ah!!”

Cibir pria manis serta tampan bernama Lee donghae dengan sedikit menaikkan intonasi bicaranya. Sungguh tak habis piker dengan kelakuan yonghoon belakangan ini. Kadang dia akan tebar senyuman namun kadang dia juga uring-uringan tanpa sebab yang jelas dan ini yang paling gila, berdiam diri ditengah hujan yang makin lebat. Apa mungkin ini bawaan dari sang janin? Entahlah yang jelas donghae semakin jengkel dengan kelakuan yonghoon.

“aku hanya ingin menenangkan diri saja”

“haruskah dengan cara seperti ini? Apa kau tak memikirkan akibatnya? Setidaknya pikirkan janin dalam kandunganmu!!”

Ya.. semua tahu kau ini dokter kandungan tapi tak perlu berlebihan seperti itu bukan, lee donghae? Yonghoon terus mencibir dalam hati, ohh dari mana dia mendapat teman sekaligus dokter secerewet itu.

“jangan berlebihan!! Aku hanya mendingin kepala sejenak sebelum kau datang dan menggangguku tentunya”

Astaga… demi Tuhan donghae menyesal datang ke tempat ini dan akhirnya bertemu yonghoon yang membuat kepalanya serasa ingin meledak sekarang. Bagaimana bisa donghae yang berniat menolong yonghoon dari tindakan bodoh gadis itu sendiri malah disebut pengganggu?

“oke, terserah kau saja. Dan ini… aku harus pergi sebelum kesabaranku terkuras habis olehmu”

Benar saja setelah memberikan payungnya, pria itu segera pergi meninggalkan yonghoon. Tak disangkal memang rasa khawatir sempat memberatkan langkah kakinya namun dilihat lagi gadis itu begitu ingin sendiri, tak ingin diusik sedikitpun. Hanya mampu berharap semoga tak terjadi hal buruk pada yonghoon.

Lantas apa yang dilakukan gadis itu sekarang? Berjalan tanpa arah menyusuri setapak di tepian sungai han. Layaknya manusia bodoh menghabiskan wantunya ditengah guyuran hujan. Adakah sesuatu yang mengganggu pikirannya? Bukankah kyuhyun setuju dengan kesepakatan yang mereka buat. Yang harus dia lakukan sekarang hanyalah menunggu dan jalani semua sampai akhir. Tapi entahlah, bahkan yonghoon sendiri tak tahu mengapa dia menjadi seperti ini.

Seperti berada pada titik yang serba membingungkan. Tujuan utama yonghoon melakukan ini semua adalah demi anaknya kelak. Disaat kyuhyun menyetujui permintaan yonghoon harusnya masalah selesai sampai disitu bukan? Yonghoon patut bersyukur karena satu masalah teratasi, namun tengok lagi konsekuensi apa yang harus dia ambil setelahnya. Bercerai dari kyuhyun dan menghilang selamanya.

“hahh.. apa aku sanggup menjauh darimu kyuhyun-ah?” desah yonghoon ditengah lamunan sendunya.

Bukan apa-apa… selama ini mereka terbiasa hidup bersama, layaknya saudara. Saling mencari satu sama lain, yahh… walau tampak jelas siapa yang lebih dominan dalam urusan ini. Apapun situasinya entah itu susah atau senang yonghoon pasti akan membaginya dengan kyuhyun. Karena pria itulah –selain hyunjoongnya tentu saja- tempat paling nyaman bagi yonghoon untuk sekedar berceloteh mengenai kehidupannya.

Tak pernah terbayangkan bahkan oleh yonghoon sendiri kehidupannya kelak jika tak ada kyuhyun disisinya. Akankah semudah dan senyaman dulu? Hmm… yonghoon tersenyum miris mengingat betapa indah hidupnya kala itu. Berada disisi hyunjoong yang menghujaninya dengan cinta dan kasih sayang sekaligus punya sahabat yang bisa diandalkan setiap saat –cho kyuhyun. Setelah sang kekasih pergi untuk selamanya, kini yonghoon dihadang oleh kenyataan dimana dia harus menjauh dari kyuhyun.

Tapi itulah jalan yang harus kau tempuh yonghoon-ah. Jangan rakus dengan menginginkan kyuhyun selalu disisimu. Pria itu punya kehidupan sendiri, pria itu berhak bahagia. Merasakan kebahagiaan yang sempat kau rampas dari genggamannya. Itulah mengapa yonghoon merasa harus menghukum diri sendiri. Berharap hujan bisa melunturkan pikiran kotor dan membawa mereka pergi dari otaknya.

~ ~ ~

“dimana dia sekarang?”

“ada di kamar”

“sudah kuduga akan seperti ini. Dasar kepala batu!!”

Rasa cemas menyelimuti dua pria yang kini berlarian menuju sebuah kamar. Seorang gadis di dalam sana berhasil membuat kepanikan di tengah malam. Cho kyuhyun terpaksa harus memanggil donghae selarut ini karena yonghoon mendadak demam dan mual-mual. Untung saja kyuhyun yang kala itu tidur disampingnya ikut terbangun dan mendapati yonghoon berjalan sempoyongan menuju washtafel kamar mandi.

“apa kubilang? Kini tahu sendiri akibatnya bukan?”

Lee donghae masih sempat berkacak pinggang di hadapan yonghoon yang terbaring dengan tampang pucat pasi. Melihat tubuh lemas dan penuh keringat dingin bukannya segera bertindak malah mengomel terlebih dahulu, hal ini membuat kyuhyun heran terlebih dengan apa yang donghae bicarakan.

“jangan beri aku obat. Suntik saja, aku benci dengan benda pahit itu.” Intrupsi yonghoon dengan suara seraknya.

“aku tahu. Tapi jika sampai besok panasmu belum turun, terpaksa kau harus minum obat. Kyuhyun-ah bisa keluar sebentar? Biar kutangani bocah ini dulu”

Merasa asing berada di tengah dua sahabatnya. Kyuhyun yang sejak tadi hanya diam menyimak perdebatan mereka perlahan menyingkir sesuai permintaan. Mengingat lagi kapan terakhir kali ketiganya duduk dan bergurau bersama. Rasanya sudah lama sekali, tahu-tahu yonghoon dan donghae sudah semakin dekat saja. Apa selama ini mereka sering bertemu? Kecurigaan itu sempat muncul di benak kyuhyun.

~ ~ ~

Duduk diam pada sebuah sofa, tapi jujur saja wajah tenang kyuhyun tak setenang suasana hatinya. Dimana rasa cemas itu mulai membuatnya gila, bayangan ketika tubuh yonghoon menggigil dan tersiksa karena rasa mual. Seketika itu kyuhyun panic dan tak tahu apa yang harus dia lakukan sampai yonghoon memintanya menghubungi lee donghae.

“bagaimana kondisinya?”

“hanya masuk angin saja, sekarang dia sudah tidur. Jika besok masih demam, paksa dia minum ini!” Titah donghae sembari menyodorkan beberapa obat pada kyuhyun. Sekedar antisipasi andai suntikan itu tidak mempan. “kalau begitu aku pulang dulu”

“hyung… apa selama ini kau sering menemui yonghoon?”

“tentu saja, tapi dia yang selalu datang padaku” jawab donghae seadanya. Memang kenyataannya begitu bukan? Tapi kyuhyun masih belum mengerti, sebab apa hingga yonghoon sering menemui pria itu. Dan mengapa harus lee donghae? Menangkap kecurigaan di wajah kyuhyun, donghae lalu tersenyum tipis. “aku dokter kandungannya. Apa itu saja kau tidak tahu?”

Kalah telak, kyuhyun yang merasa bodoh hanya diam membisu. Hal sesepele itu saja bahkan dirinya tidak tahu. Sebenarnya sampai sejauh mana kyuhyun akan mengabaikan yonghoon?

“masihkah kau bersikap dingin padanya?”

Lee donghae jelas-jelas dia tahu apa yang terjadi, masih saja bertanya. Tapi niat sebenarnya bukanlah itu. Hanya perlu memancing kyuhyun agar terseret pada duduk perkara. Dengan begitu mungkin dia bisa mengorek sedikit tentang isi hati kyuhyun.

Namun lagi-lagi kyuhyun hanya diam, memilih sibuk menyesapi secangkir kopi di tangannya. Diam berarti benar, dan donghae yakin akan hal itu. Rahangnya mengeras melihat sikap kyuhyun terlampau santai. Dia pikir karena siapa yonghoon menjadi seperti ini?

“sampai kapan kau akan seperti ini? Sampai dia mati perlahan karena rasa bersalah?”

“hyung…jaga bicaramu!!” tersulut emosi. Dia paling benci mendengar kata mati, beraninya lee donghae melayangkan kata itu pada yonghoon. Tapi kenapa? Bukankah bila yonghoon tiada dia akan bebas melakukan apa saja?

“apa ucapan keliru? Koreksi jika memang itu salah. Kau piker disini kau yang paling menderita? Kau yang paling dirugikan karena hubunganmu dengan hyorin hancur berantakan? Rencanamu menikahinya gagal karena kau harus terseret dalam masalah yonghoon. Itu yang membuatmu bersikap seperti ini bukan?”

“ya… lalu kau berusaha menyalahkanku? Bahkan aku sendiri tak tahu bagaimana harus bersikap. Ini semua terasa tak adil bagiku”

“itu karena kau tak mau menerima kenyataan, terus menyalahkan keadaan dan berakhir dengan membenci yonghoon. Sadarkah dirimu cho kyuhyun, tingkahmu ini sungguh kekanakan” donghae puas berkoar dengan kalimat tajam. Mencurahkan segala bentuk kekesalan pada kyuhyun hingga pria itu tak mampu berkata-kata. Niatnya hanya menyadarkan kyuhyun agar berhenti dari tindakan bodoh yang sama sekali tak berguna.

“jika memang kau tak mau belajar mencintai yonghoon, setidaknya bersikap baiklah padanya. Gadis itu tersiksa karena merasa bersalah padamu. Kau tahu hal bodoh apa saja yang dia lakukan selama ini? Termasuk meminta hyorin untuk kembali padamu.”

Nyaris tak percaya dengan apa yang ia dengar, otaknya sibuk mencerna kalimat sinting dari bibir lee donghae kian terasa mecubit sudut hatinya. Sejauh itukah usaha yonghoon menghapus rasa bersalah? Kedengarannya tak masuk akal tapi jika itu benar, Astaga.. betapa bodohnya seorang song yong hoon.

“terkejut cho kyuhyun? Bahkan hal semacam itupun tak pernah terpikir olehmu bukan?” cibir donghae penuh nada mengejek. Puas membuat seorang kyuhyun kaget setengah mati. “penasaran dari mana aku tahu semua ini? Padahal kau tahu persis yonghoon bukanlah tipe gadis yang akan mengumbar masalah pada siapapun, kecuali denganmu tentunya. Akan ku katakan secara detail agar kau yakin ucapanku bukan sekedar bualan”

Ya Tuhan sejak kapan donghae yang manis punya seringai menyebalkan? Jeda sejenak itu ia gunakan untuk merangkai kalimat super dramatis. Berharap mampu membuat hati kyuhyun yang keras dan dingin menjadi luluh dan terbuka lebar.

“dengan mata kepalaku sendiri melihat yonghoon bertekuk lutut dihadapan hyorin. Memohon agar dia kembali kesisimu. Mengabaikan tatapan hina setiap orang, semua itu demi dirimu. Demi memberimu ruang untuk bernapas ditengah situasi yang amat kau benci.”

Ocehan gila apa lagi ini? Berharap semua ini hanya cerita fiksi karangan otak bulus lee donghae. Kyuhyun paling tahu setinggi apa tingkat harga diri seorang yonghoon. Sifat mereka hampir sama, lebih baik memaksa ketimbang harus memohon apa lagi sampai bertekuk lutut. Hmmh.. jangan bercanda tuan, itu sungguh tidak mungkin. Namun belakangan sikap yonghoon memang sedikit berubah. Jadi mungkinkah yang dikatakan donghae itu benar?

“kau piker kekasihmu itu datang dengan sendirinya? Hemmh… jika bukan karena yonghoon kau pasti masih terpuruk dan terus menyesali keputusanmu” tandasnya dengan senyum mengejek

Merendahkan diri dihadapan orang lain. Lee donghae, seolah hatinya tersayat melihat yonghoon melakukan hal itu. Rasanya ingin sekali menyeret kyuhyun agar tahu segalanya, agar dia sadar betapa bodohnya dia selama ini. Pria itu tak pernah tahu kegilaan apa saja yang yonghoon lakukan demi dirinya, jadi kali ini saja ijinkan lee donghae untuk sedikit berbagi pada kyuhyun.

“dari luar kau bisa lihat dia baik-baik saja, namun sebenarnya dia tak lebih dari seorang gadis yang lemah dan rapuh. Kau sendiri tahu itu bukan, Cho kyuhyun?”

~ ~ ~

Tidur yang lelap kian terusik oleh pergerakan halus di dahinya. Disambut cahaya temaram kala Yonghoon mengerjap perlahan hingga tampaklah kyuhyun tengah duduk di sampingnya. Sempat melirik jam di dinding, bahkan kini sudah lebih dari jam dua malam tapi kyuhyun masih telaten mengganti kain pengompres yonghoon karena demam itu belum juga turun.

“ hentikan! aku sudah lebih baik sekarang”

“jangan banyak bicara, diam dan tidurlah”

“kau yang harusnya tidur. Sudah larut malam, bukanlah besok harus bekerja?”

“turuti perkataanku atau kupaksa kau minum obat sekarang juga”

Satu gertakan saja berhasil mengunci rapat bibir cerewet yonghoon. Baiklah.. kyuhyun memang paling tahu strategi membuat yonghoon mati kutu. Kini tinggal berpikir bagaimana jika yonghoon tak kunjung sembuh, itu artinya kyuhyun benar-benar harus memaksa yonghoon menelan pil pahit itu. Bukan perkara gampang mengingat yonghoon bukan lagi anak kecil yang akan mudah dibohongi.

“kyu…”

“apa lagi?”

“Kudengar donghae oppa bicara keras padamu, apa kalian bertengkar?”

“kau pasti bermimpi, dia langsung pulang setelah memeriksamu”

“benarkah?”

“eoh… jangan banyak bicara lagi! Sekarang tidur!”

“arraseo”

Tak lama berselang dengkuran halus dari napas teratur yonghoon mulai terdengar. Bahkan demam yang membuat kyuhyun khawatirpun kini berangsur-angsur turun. Kyuhyun lantas menghentikan aktivitasnya mengompres dahi yonghoon. Belum beranjak sedikitpun dari posisinya, pria itu menatap lekat wajah tirus yonghoon dalam diam.

Benar, pipi itu tak segempal dulu. Wajah itu tak seceria dulu dan juga senyuman yonghoon tak sebanyak yang ia lihat dulu. Hanya sesekali itupun terasa hambar dan menyakitkan. Kyuhyun lantas bercermin pada diri, mengingat lagi apa yang telah dia lakukan. Bersikap dingin dan membuat yonghoon sengsara. Tapi kyuhyun bersumpah dalam hati bukan dia sengaja melakukannya, apalagi menambah daftar penderitaan yonghoon yang panjang tak berujung. Namun tiap kali hatinya tergerak memaafkan gadis itu, bayangan masa indah bersama hyorin selalu muncul dan menguatkan sisi egoisnya.

Sisi gelap dimana pikirannya terus menghakimi yonghoon sebagai penyebab kekacauan ini, membuat rencana indahnya melenceng dan jauh dari kata bahagia, namun siapa sangka justru sosok itulah yang berjuang keras mengembalikan kebahagiaannya.

“dasar bodoh!! Kau piker kau ini siapa? berani menjatuhkan harga diri demi orang lain.”

Jadi karena itu hyorin kembali padanya? Piker lagi cho kyuhyun! gadis itu tiba-tiba datang dan memaafkanmu, tidakkah kau merasa aneh? Ohh ya ampun.. kyuhyun yang terlampau senang kala itu mana sempat berpikiran sejauh itu. Setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, kini tinggal bagaimana sikapnya menghadapi yonghoon.

~ ~ ~ ~

Berbekal nampan berisi semangkok bubur dan susu kotak yang sempat ia hangatkan, kyuhyun lantas memasuki kamar itu. Sangat hati-hati menaruhnya di atas nakas berharap tak menimbulkan keributan yang bisa mengusik tidur nyenyak yonghoon. Sempat mengutuk gaya tidur yonghoon yang amat berantakan, jauh dari kata anggun. Bantalpun entah bagaimana beralih posisi hingga menutupi wajahnya, kyuhyun singkirkan benda itu dan mulai meraba jidat yonghoon. Syukurlah panasnya kembali normal dan itu artinya kyuhyun tak perlu pusing memaksa gadis itu minum obat.

Mendekat ke sisi jendela guna membuka tirai itu lebar-lebar, tampaklah sinar mentari berbondong-bondong masuk tanpa kira. Kyuhyun tersenyum memandangi sisa air hujan yang menciptakan kilauan-kilauan indah berkat biasan matahari di sisi luar jendela. Begitu indah sekaligus menenangkan.

“astaga… jam berapa sekarang?” pekik seseorang hingga ketenangan kyuhyun ambyar seketika.

Kyuhyun menoleh dan mendapati yonghoon terduduk diranjang dengan mata melotot kearah jam dinding. Baru sadar kalau dirinya tidur bagai beruang hibernasi yang tak kunjung bangun, sudah seperti mayat saja. Lihat… bahkan kyuhyun telah rapi dengan pakaian kantornya. Ini sungguh memalukan.

“kenapa kau tak membangunkanku?”

Tak berniat menjawab kyuhyun malah meraih nampan itu dan menaruhnya di pangkuan yonghoon. Gadis itu sempat diam sebelum akhirnya menatap kyuhyun dan juga bubur itu bergantian. Tunggu…!! tidak mungkin ini kyuhyun yang membuatnya kan? Karena jika benar pasti rasanya akan…

“tenang saja, tadi noona yang membawanya untukmu”

Jelas kyuhyun seolah mengerti dengan pikiran kotor yonghoon. Ohh syukurlah.. ternyata bukan kyuhyun. Tentu saja… tunggu keajaiban dulu, barulah seorang cho kyuhyun akan pandai memasak.

“makanlah selagi hangat!! Aku berangkat dulu”

“eoh… hati-hati di jalan kyunnie”

Kyuhyun tersentak hingga langkahnya terhenti kala mendengar sebutan itu. Sebutan yang paling dia benci karena dulu –ketika mereka masih beranjak remaja- teman sebaya kyuhyun mengoloknya dengan sebutan itu. Namun sekaligus menjadi panggilan yang paling ia sukai ketika yonghoon yang melakukannya.

Kapan terakhir kali dia mendengarnya? Tampaknya sudah sangat lama hingga kyuhyun sendiri lupa pernah punya panggilan selucu itu. Salah satu bukti bahwa dulu mereka pernah dekat bukan? Kedekatan yang seolah tanpa batas membuat kyuhyun rela dipanggil dengan sebutan yang menurutnya cemen oleh yonghoon. Membuatnya miris jika mengingat apa yang terjadi pada mereka sekarang.

“habiskan sarapanmu!!”

“arraseo”

Kembali berkutat dengan makanannya setelah kyuhyun pergi, yonghoon yang kelaparan setengah mati terus melahap bubur itu walau terasa hambar. Bukan salah buburnya, berkat demam itu mulutnya kini bermasalah. Semua terasa pahit termasuk susu itu membuatnya terasa mual.

~ ~ ~

Sampai pada beasment kyuhyun melenggang pasti ketempat dimana mobilnya terparkir. Berniat merogoh kunci mobil di salah satu kantong jasnya membuat kyuhyun ingat dia telah melupakan sesuatu. “astaga, dimana ponselku?” berusaha mencarinya di setiap saku namun nihil.

Bagaimana bisa dia melupakan benda sepenting itu, kyuhyun tak pernah bisa lepas dari ponselnya. Bagaimana bila ada panggilan penting dari rekan bisnis atau semacamnya? Ohh kyuhyun tak pernah seceroboh ini. Mau tidak mau dia harus kembali dan mengambilnya sekarang juga.

Ingat betul dimana terakhir kali ia letakkan, kyuhyun bergegas masuk ke kamar untuk mengambil benda itu. Namun belum sampai pada tujuan kyuhyun dikejutkan dengan suara aneh dari dalam kamar mandi. Terdengar seperti orang mual dan muntah-muntah. Tidak salah lagi, itu pasti yonghoon. Astaga, apa sakitnya kambuh lagi?

Secepat mungkin kyuhyun mendobrak pintu itu dan mendapati yonghoon tengah tersiksa didalam sana. “gwaenchana? Apa kau sakit lagi?” raut kecemasan tergambar jelas di wajah kyuhyun. “kita kerumah sakit sekarang!!”

Yonghoon menggeleng pasti, “ tidak perlu, ini sudah biasa terjadi” tolaknya.

“biasa terjadi kau bilang?” kyuhyun membeo sekaligus berkacak pinggang menahan emosi. Disaat seperti ini yonghoon masih saja membantah. Apa dia tidak tahu betapa kyuhyun khawatir melihat keadaannya seperti itu. Jika tidak segera kerumah sakit, bagaimana bila terjadi sesuatu yang lebih buruk lagi?

“ya. Kata donghae oppa ini hal yang wajar bagi wanita hamil. Sudah biasa seperti ini jadi kau tak perlu khawatir kyuhyun-ah”

Terus berusaha menenangkan kyuhyun yang malah panic sendiri. Ini hanya morning sick, tamu langganan yang biasa menyiksa yonghoon di setiap paginya. Kyuhyun bahkan tak tahu yonghoon mengalami hal semacam itu selama ini. Tentu saja… memang dia peduli dengan apa yang dialami yonghoon?  Coba saja tanyakan hal paling sepele sekalipun, kyuhyun belum tentu tahu.

“sungguh tidak apa-apa?”

“eoh, tenang saja aku punya obatnya”

Drrrrrrrtt…drrrrrrrrttt…

Getaran panjang serta bunyi-bunyian dari ponsel mengintrupsi perbincangan mereka. Merasa itu bukan nada deringnya yonghoon yakin bahwa itu berasal dari ponsel kyuhyun. “kyu tadi kau melupakan ponselmu”

“ya, karena itu aku kembali”

“jadi begitu…? biar ku ambilkan”

Ada apa dengan gadis ini? Begitu antusias hingga tanpa disuruhpun bersedia melakukan sesuatu untuk kyuhyun. Mungkinkah dia menyadari perupahan sikap kyuhyun? Astaga padahal pria itu sudah menekan sebisa mungkin agar tak terlihat jelas dimata yonghoon. Aneh bukan jika mendadak sikapnya berubah derastis? Lagi pula siapa suruh selalu bangga dengan sikap angkuhnya selama ini.

“kyu, ini panggilan dari hyorin-ssi.”

Meski sekilas namun tampak surya gadis itu meredup seketika. Merasa tak enak hati mungkin kyuhyun jadi ragu menjawab panggilan itu. Mengapa harus sekarang, terlebih di hadapan yonghoon. Kyuhyun merutuk dalam hati.  “tunggu apa lagi? Cepat jawab sebelum dimatikan!” titah yonghoon.

“yeoboseo… rin-ah… eoh arra… baiklah aku akan menjemputmu sore nanti… emm arraseo. Kheunno…”

Tak berniat menguping, hanya saja yonghoon yang kala itu sibuk merapihkan tempat tidur terpaksa harus mendengar percakapan mereka. Dari nada bicaranya terlihat jelas kyuhyun begitu mencintai sosok lee hyorin. Itu wajar karena dia adalah gadis yang cantik dan baik hati.

Yonghoon tahu sekarang, jadi begitukah kyuhyun dihadapan kekasihnya? Bersikap manis dan penuh kelembutan, jauh dari kesan dingin dan angkuh yang biasa ia tunjukkan -terlebih padanya- bukan yonghoon merasa iri atau semacamnya, melihat sikap kyuhyun pagi ini saja sudah membuatnya kelewat senang. Mengingat apa yang terjadi pada kyuhyun karena dirinya, yonghoon merasa tak pantas mengharap kelembutan sikap kyuhyun.

Kau wajib bersyukur nona lee, mendapatkan pria setampan kyuhyun dan yang terpenting adalah pria sebaik kyuhyun. Yonghoon sendiri yang menjamin itu semua.

“kau akan bertemu hyorin-ssi?”

Sempat bertanya sebelum kyuhyun benar-benar pergi, pria itu hanya mengangguk sekilas kemudian kembali menatap yonghoon. “sampaikan salam dan terima kasihku padanya kyu” pinta yonghoon.

“terimakasih untuk?”

Senyuman tulus itu kembali terukir diwajah yonghoon sembari melangkah maju hingga lebih dekat dengan tubuh jangkung kyuhyun. “untuk terus berada disisimu selama ini” tuturnya seraya membenahi letak dasi kyuhyun yang agak miring itu perlahan. Membuat kyuhyun menegang dengan sudut hati terasa ngilu.

Astaga, kau lihat cho kyuhyun? Dia adalah gadis yang pernah kau benci. Gadis yang kau abaikan selama ini. Gadis yang kau anggap sebagai penghancur jalan hidupmu. Lihat betapa dia peduli padamu. Bahkan rela melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Apa kau masih tega membuatnya menderita dengan sikap dinginmu itu?

“chaaa… sudah selesai… kau semakin tampan sekarang” yonghoon angkuh berkacak pinggang, puas dengan hasil sentuhan tangannya yang membuat penampilan kyuhyun kian sempurna. Tak sadar bahwa sejak tadi pria itu menatapnya lekat penuh arti.

“yonghoon-ah, jangan lakukan hal bodoh lagi untukku”

“mwo?”

“apapun itu, jangan pernah melakukannya lagi!!”

~ ~ ~ ~

Sore itu kyuhyun menepati janjinya pada hyorin, mengisi waktu sore dengan berjalan-jalan santai. Sebuah taman dekat sungai han menjadi pilihan yeojanya kali ini. Tempat yang pas untuk berkencan atau sekedar mengisi waktu luang.

“kenapa kesini?”

“wae? Oppa tidak suka tempat ini?”

Bukan begitu, tempat ini sangat indah dan cocok untuk berkencan hanya saja tiap kali kyuhyun datang kemari akan mengingatkannya pada gadis bodoh itu. Gadis bodoh yang ia maksud adalah yonghoon. Kenapa? Karena ini adalah tempat favoritnya. Sejak dulu dia tak pernah bosan datang kemari, apalagi arena permainan anak kecil di sudut sana. Mana ada gadis berumur 24 tahun yang masih suka bermain ayunan sekecil itu, selain song yonghoon.

Dan satu lagi alasan mengapa kyuhyun benar-benar tak berminat datang kemari adalah kondisi otaknya yang sedang tidak waras. Yah.. berulangkali kyuhyun mengutuk yonghoon di hati kecilnya. Enak saja gadis bodoh itu berkeliaran di otaknya seharian ini? Membuatnya tak focus bekerja bahkan mengusik moodnya untuk berkencan. Kepalanya penuh dengan pertanyaan seputar keadaan gadis itu dirumah. Apa dia makan dengan baik? Atau jangan-jangan dia muntah lagi. Mengapa yonghoon sama sekali tak menghubunginya? Apa lebih baik dia saja yang menelpon, ohh astaga.. kyuhyun hamper saja lupa dengan istilah gengsi. Dengan berkencan kyuhyun berharap sedikit melepaskan pikirannya dari gadis itu, tapi bagaimana jadinya kalau hyorin malah membawanya ketempat ini. Ya ampun.

“oppa ada penjual bakso ikan disana, kajja!!”

Lee hyorin paling suka dengan bakso ikan, sekali dia melihat makanan itu pasti tak sabar segara mencicipinya. Kali ini juga dia langsung menyeret kyuhyun mengikutinya namun sayang pria itu masih tak bergemin sedikutpun. “oppa kau melamun?”

“ohh aniya”

“kau melamun oppa. Apa yang sedang kau pikirkan?”

“bukan masalah serius. Kajja!!”

Tidak mungkin kan kyuhyun bilang tengah mengkhawatirkan yonghoon. Bahkan dia sendiri menolak mengakuinya. Terlebih hal itu pasti akan melukai perasaan hyorin, dan kyuhyun tak kan pernah biarkan itu terjadi.

“ahh… masitta… oppa kau mau coba?”

“tidak, kau saja”

“ommo..ommo… lihat betapa cantik dan tampannya kalian berdua. Apa kalian sepasang kekasih?” celetuk ahjeumma si penjual. Tampaknya terpesona dengan penampilan mereka. Hyorin mengangguk antusias sedangkan kyuhyun hanya tersenyum sekilas. “kalian sangat serasi. Cepatlah menikah dan lahirkan anak yang cantik dan tampan. Mereka pasti akan mewarisi wajah kalian”

Tentu saja, mana ada anak yang mewarisi wajah tetangga. Cibir kyuhyun dalam hati, lama-kelamaan merasa jengah dengan mulut ahjeumma yang super cerewet.

Menikah? Hmmh… jangan bercanda. Batin lee hyorin serasa dicubit mendengar perkataan ahjeumma. Bahkan tak sekalipun kyuhyun pernah bicara tentang hal itu. Lantas kenyataan apa yang dia terima? Kabar pernikahan kyuhyun yang menggemparkan. Bayangkan betapa hancurnya seorang lee hyorin kala itu.

Melirik sekilas pada hyorin, kyuhyun tahu gadisnya ini sedikit tersinggung. “sudah jangan dengarkan dia, lebih baik kita pergi sekarang” bisiknya kemudian menarik hyorin pergi.

~ ~ ~

Baru selangkah memasuki apartemennya, kyuhyun disambut tawa mengglegar dari ruang tengah. Song yonghoon, siapa lagi pelakunya kalau bukan dia. Penasaran dengan apa yang gadis itu lakukan kyuhyun lantas mendekat perlahan. Dilihatnya yonghoon yang duduk di karpet depan televise tengah menonton acara kartun. Entah sejak kapan gadis pecinta drama romantic ini mulai pindah ke lain hati.

Cho kyuhyun, merasa jengkel setengah mati pada dirinya sendiri. Menyesal pada rasa khawatir yang berlebihan hingga mengusik konsentrasinya merauk lembarab-lembaran won di pasar saham, sedangkan gadis itu baik-baik saja sampai sekarang.

“ahaha… dasar bodoh, itu di belakangmu!! Ahaha…uhukk…uhukk… uhukkk…” Dasar gadis bar-bar!! tertawa lepas ditengah mulut yang masih terisi penuh, alhasil dia harus rela terbatuk-batuk karena tersedak. Yonghoon lantas menenggak air mineral didekatnya.

Masih pada posisinya, perhatian kyuhyun kini jatuh pada makanan dalam genggaman yonghoon yang sontak membuatnya geram seketika. Ramyeon cup super pedas favorit yonghoon. Ohh gadis itu benar-benar gila! Tanpa babibu kyuhyun mencomot benda itu membuat sang pemilik tersentak kaget.

“eoh.. kyuhyun-ah, kau sudah pulang?” sapa yonghoon dengan tampang polosnya.

“jangan makan makanan seperti ini lagi” tandasnya sambil melenggang kearah dapur.

“yak… kembalikan!!” punya firasat buruk pada nasib mie favoritnya itu yonghoon bergegas menyusul kyuhyun. “Apa yang akan kau lakukan pada ra… yakkk!! Kenapa kau buang? Aku masih lapar” amukan yonghoon menggila kala melihat ramyeonnya berakhir di tong sampah.

“bubur dari noona apa sudah kau habiskan?”

“ahh itu… “ merasa tak enak hati karena bubur itu masih utuh. Bingung bagaimana cara menjelaskannya pada kyuhyun. “mulutku terasa aneh, setiap apa yang kumakan rasanya pahit. Makanya aku butuh makanan pedas supaya tidak mual”

“kau bilang punya obat anti mual”

“hehe… ternyata persediaanku habis”

Ohh ya ampun… sudahlah jangan hiraukan dia lagi. Memutar bola matanya jengah, kyuhyun tak menyangka ada gadis sebodoh itu. Daripada pusing memikirkan yonghoon dia memilih masuk kamar dan mandi.

~ ~ ~

Berbekal kaca mata kerja, kyuhyun masih sibuk dengan laptop di pangkuannya ketika yonghoon keluar kamar dengan hoodie dan dompet di tangannya. Melangkah tergesa tanpa melirik kyuhyun sedikitpun. “mau kemana?”

“keluar sebentar. Tiba-tiba ingin makan tteoppoki. Ya sudah, aku pergi dulu”

Jam Sembilan malam apa masih ada penjual makanan seperti itu? Dan lagi seorang ibu hamil akan berkeliaran diluar malam-malam begini? Kyuhyun mendesah kemudian segera bangkit “berhenti!! biar aku yang belikan”

“tidak perlu… lanjutkan saja kerjamu, aku bisa beli sendiri”

“diam dan tunggu aku disitu!!”

Mendengus sebal, Yonghoon yang hafal dengan sifat dictatornya pun hanya menurut dan mengunggu kyuhyun masuk kamar mengambil mantel dan kunci mobilnya.

~ ~ ~

“ahh.. itu dia, kajja!!” layaknya bocah mendapat apa yang dia mau yonghoon begitu semangat menarik kyuhyun ke salah satu penjual tteoppoki pinggir jalan tapi pria itu malah menahannya. “wae?”

“kita cari tempat lain saja”

“shirro!! Kudengar disitu yang paling enak. Sudahlah… kajja!” tak mau lagi mendengar ocehan kyuhyun, gadis itu bergegas menghampiri mobil box yang menjual berbagai jajanan disana. Mulai dari tteoppoki hingga bakso ikanpun tersedia, yonghoon sampai tak mampu menahan air liur. Matanya berbinar seolah ingin melahap semuanya. Sedangkan kyuhyun, seolah tak berminat sedikitpun dengan tempat itu tapi bagaimanapun dia harus tetap mengikuti yonghoon.

“ahjeumma berapa harga tteoppokinya?”

“hanya 5000W perporsi, silahkan dicicipi dulu”

Betul saja, yonghoon segera mencomot makanan pedas dari tepung beras itu. “kyuhyun-ah, aaa… buka mulutmu!! Ini enak sekali.”

Munurut saja, lagipula sepertinya kyuhyun juga tergiur dengan makanan itu. Tapi tidak jika harus bersemangat seperti yonghoon, gengsinya terlalu tinggi.

“ommo… bukankah kau pria tampan yang tadi? Dimana kekasihmu itu? Kau tidak datang bersama gadis tadi?” sial, kyuhyun mengutuk ahjeumma penjual tteoppoki yang hafal betul dengan tampangnya. Itulah mengapa kyuhyun ragu datang ketempat ini lagi dan meminta yonghoon mencari tempat lain. Dia paling benci dengan orang yang terlalu banyak bicara.

Tak sengaja mendengarnya, tapi yonghoon juga tak tertarik untuk ikut campur. Sekedar tahu saja bahwa ternyata sebelum ini kyuhyun datang bersama hyorin. Kencan mereka berjalan lancar rupanya? Syukurlah… pantas sikap kyuhyun membaik belakangan ini. Sungguh tak disangka ternyata efek lee hyorin begitu besar pada kyuhyun. Jadi, jika kau tak ingin dianggap benda mati dan diacuhkan lagi oleh kyuhyun, jangan pernah sekali-kali mengusik hubungan mereka yonghoon-ah, tegasnya dalam hati.

“dimana kekasihmu yang cantik itu? Eoh, apa kau datang bersama temanmu ini?” tunjuk ahjeumma itu pada yonghoon. Tebak seberapa besar keinginan kyuhyun untuk menyumpal mulut cerewet itu.

“bukan, dia adalah is…”

“ahjeumma, tolong berikan seporsi tteoppoki untukku. Ini sungguh enak, apa kau membuatnya penuh cinta?” berusaha mengalihkan perhatian ahjeumma itu dari kyuhyun. Bukan apa-apa, jika kyuhyun sampai bicara yang sebenarnya ahjeumma itu pasti akan berpikir yang tidak-tidak mengenai kyuhyun. Bayangkan saja, tadi kyuhyun datang dengan kekasihnya lalu sekarang kyuhyun datang bersama sang istri? Singkat kata kyuhyun telah berselingkuh. Ohh kyuhyun tak seberengsek itu. Yonghoon tak rela jika ada yang berpikiran buruk tentang kyuhyun.

Sadar bahwa yonghoon sengaja mencegahnya, kyuhyun menatap gadis itu penuh tanya namun yonghoon hanya menjawabnya sekilas dengan senyuman.

“ahh.. kau ini bisa saja! ommo… ahgassi kau tengah hamil rupanya. Berapa usianya?”

“berjalan empat bulan”

“ahh sebentar lagi kau akan punya momongan, empat bulan lagi itu bukan waktu yang lama. Kau dan suamimu pasti sangat bahagia. Oh ya kenapa kau tidak datang dengan suamimu? Lain kali ajak dia kemari. Ngomong-ngomong apa dia juga setampan pria ini?”

Astaga, siapa saja tolong sumpal mulut itu dengan apapun. Seketika yonghoon terdiam. Layaknya terhempas dalam ingatan kelam mendengar tertanyaan tentang suaminya. Suami yang kini telah tiada, asal ahjeumma itu tahu saja. Yonghoon serasa ditarik untuk mengingat kembali wajah tampan itu, pria paling sempurna dimatanya. Kim hyun joong, pria yang pernah membuat hari-harinya terasa menyenangkan, dan pria yang menghujaninya dengan sejuta cinta bahkan hingga pria itu menghembuskan napas terakhir.

Bahagia? Ya.. dia ingat betul betapa bahagianya hyunjoong kala tahu bahwa ia tengah mengandung anaknya, buah cinta mereka berdua. Bahkan ia tak sabar menanti kelahiran bayi mungilnya kelak, namun apa kala itu Tuhan begitu menyayangi hyunjoongnya hingga menjemputnya begitu cepat? Pria itu bahkan tak sempat mengamati perkembangan buah hatinya dalam perut yonghoon.

“ya… dia memang sangat tampan” yonghoon tersenyum pada akhirnya.

Senyuman paling menyedihkan dimata kyuhyun, membuatnya benar-benar muak dengan ahjeumma itu. Kilatan amarah yang terpancar dari mata bulat kyuhyun sengaja ia tunjukkan sebagai bentuk peringatan. Hatinya teriris melihat yonghoon diperlakukan seperti itu oleh orang yang tak tahu apapun mengenai hidupnya. “kajja!!” kyuhyun menarik gadis itu lembut setelah menginggalkan beberapa lembar uang disana.

~ ~ ~

“gwaenchana?”

Sekedar memastikan apakah yonghoon baik-baik saja setelah mendengar ocehan ahjeumma itu, ternyata dugaannya benar. Yonghoon merasa terganggu, buktinya hingga kini dia masih diam bahkan mengabaikan pertanyaan kyuhyun. “yonghoon-ah…!!”

“eoh? Wae?”

“gwaenchana?”

“aku baik-baik saja, memangnya kenapa?” berlagak tegar, padahal kyuhyun tahu pikirannya tak focus dan masih terngiang akan hal tadi. Terlebih harus mengingatkannya lagi pada hyunjoong, lelaki yang amat dicintainya. Bahkan setelah hamper tiga bulan pria itu meninggal yonghoon masih sering menangisi kepergiannya.

“kyuhyun-ah lihat… ada ayunan disebrang. Kita makan ini disana saja” menghindar dari tatapan introgasi kyuhyun, gadis itu segera berbalik dan mulai menyebrang. Setidaknya setelah bermain ayunan pikirannya akan sedikit tenang, namun…

Tiiiinn… tiiiiiiinnnn…

Sebuah mobil melaju dengan kencang, tubuh mungil itu nyaris terpental jauh andai saja kyuhyun tak sigap menarik yonghoon kembali ke tempat semula. Apa dia tak sayang nyawa? Menyebrang tanpa tengok kanan kiri, seperti orang bodoh saja. Deru napas memburu terlihat dari dada kembang kempis kyuhyun, kepalanya serasa berdenyut dan lengan itu masih membelenggu yonghoon dalam dekapan erat.

“kyuhyun-ah…” lirih yonghoon berusaha melepaskan diri.

Dengan gerakan kasar kyuhyun melepas dekapannya dan seketika itu yonghoon menangkap kilatan amaran di kedua mata kyuhyun. Pria itu berusaha memejamkan mata untuk meredam emosinya namun sama sekali tak berhasil.

“dasar bodoh!! Menyebrang saja tidak becus. Kau selalu ceroboh dan membuatku khawatir. Kau piker kau ini siapa? Berhenti membuatku gila song yonghoon!!”

Pekiknya keras tepat di hadapan yonghoon. Dalam satu tarikan napas mampu menyalurkan emosi yang meledak di kepala. Tak habis piker mengapa yonghoon suka sekali membuat emosinya naik turun. Sedangkan gadis itu hanya mampu tertunduk dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tak pernah sekalipun kyuhyun meneriakinya terlebih kini masih didepan umum. Menjadikannya pusat perhatian puluhan pasang mata yang ikut menyaksikan kejadian naas itu.

Tapi sungguh, bukan itu penyebab yonghoon menangis tersedu seperti sekarang. “mianhe, jeongmal mianhae kyuhyun-ah… mianhe” penyesalan itulah yang membuatnya tak dapat menahan air mata. Menyesal karena telah membuat kyuhyun khawatir selama ini, membuat pria itu selalu terbebani oleh kehidupannya. Bahkan yang berkaitan dengan nyawa sekalipun. Coba hitung berapa kali kyuhyun menyelamatkan hidupnya, yang jelas ini bukan pertama kali atau kedua kalinya. Yonghoon layaknya idiot yang tak mampu menjaga hal sekecil apapun, termasuk dirinya sendiri.

~ ~ ~

Beberapa hari berselang semenjak kejadian itu, tapi kyuhyun belum juga mau memaafkan yonghoon. Apa kesalahannya begitu besar? Ya, itu benar. Kyuhyun hamper gila melihat yonghoon nyaris tertabrak mobil tepat di depan matanya. Bukan itu saja, yonghoon juga sering membuatnya marah dan khawatir dalam waktu bersamaan. Tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan agar gadis itu tak mempermainkan perasaannya. Kyuhyun benar-benar tak sanggup jika harus memperhatikan gadis itu terus menerus, namun dia juga tak bisa mengabaikan yonghoon begitu saja. Tidak, jangan suruh dia melakukan itu karena hati kyuhyun sendirilah yang tak mengijinkannya.

Mulai sekarang kyuhyun putuskan untuk kembali menjaga jarak dengan yonghoon sembari tetap mengawasinya dari kejauhan. Mungkin itu akan lebih baik.

“kyuhyun-ah, kau masih marah padaku?” rajuknya pada kyuhyun yang memilih sibuk membolak-balik Koran hingga menemukan sesuatu yang menarik untuk ia baca. Tak menghiraukan yonghoon yang meracau minta maaf dengan berbagai gaya bahasa. Emosinya meledak kala itu jadi jangan harap akan mudah mendapat kata maaf darinya.

Yonghoon tahu ini bukan masalah sepele yang mudah untuk dilupakan. Dan lagi, mana janjimu nona? Janji untuk tak merecoki kyuhyun dengan masalah sepele sekalipun. Janji itu seolah hanya bualan belaka, buktinya semakin hari dia malah membuat kyuhyun semakin terbebani.

“kyuhyun-ah, appa membelikan kita rumah sebagai hadiah pernikahan. Apa sebaiknya kita pindah dari sini?”

“terserah kau saja”

Yonghoon benar-benar menyerah sekarang. Sikap kyuhyun membuat semua usahanya tampak sia-sia. Haruskah dia mengulangi janji untuk yang kedua kali? Kali ini dia bersumpah takkan lagi merecoki kehidupan kyuhyun, takkan lagi menarik kyuhyun masuk dalam urusannya. Takkan lagi merepotkan seorang cho kyuhyun.

~ ~ ~

“oppa, apa barang-barang ini akan dikemas juga?”

tunjuk lee hyorin pada benda berserakan di apartemen lama kyuhyun. Apartemen yang sudah jarang sekali dikunjungi karena kyuhyun harus tinggal di apartemen yonghoon padahal tempat ini terletak didalam gedung yang sama.

“tidak perlu. Kumpulkan saja itu semua, akan kusuruh cleaning servise membersihkannya” titah kyuhyun yang tengah sibuk menutupi sofa dengan kain.

Lalu untuk apa mereka kemari? Jawabannya berkaitan dengan permintaan yonghoon untuk pindah ke rumah baru. Ya, telah diputuskan mereka akan pindah dalam beberapa hari ini, itulah sebabnya kyuhyun meminta hyorin untuk bergotong royong membereskan apartemen yang akan semakin jarang dikunjungi ini. Kyuhyun tak berniat sedikitpun untuk menjualnya karena ini bisa menjadi asset untuk hidupnya kelak, bersama hyorin, itu harapan dan mimpi indahnya.

“istirahat sebentar! aku lelah.” Mulai menghempaskan tubuhnya pada sofa berlapis kain, hyorin tak peduli pekerjaan kyuhyun hancur berantakan. “oppa, kau harus membayarku untuk ini”

“astaga, kau ini perhitungan sekali”

“kau tidak tahu badanku pegal membantumu beres-beres dari siang hingga malam hari?”

“baiklah-baiklah, apa yang kau inginkan nona?”

“jinjja? Eemmm… berhubung kekasihku yang tampan ini kaya raya dan baik hati aku minta kau membawaku ketempat makan malam yang mewah dan romantis setelah ini. Hotel berbintang mungkin atau… namsan tower juga kedengarannya bagus”

“heii… kau kira dengan merayu semua permintaanmu itu akan ku kabulkan?” ledek kyuhyun hingga terciptalah kerucut dibibir gadisnya. “bahkan tanpa kau minta aku sudah berniat melakukannya” astaga betapa jahilnya cho kyuhyun. Senang sekali membuat emosi orang naik turun seenaknya.

~ ~ ~ ~

Song yonghoon keluar kamar dengan perut keroncongan. Astaga, padalah baru dua jam lalu ia mengisi perutnya. Tapi entahlah belakangan ini napsu makannya sedikit naik begitupun berat badannya. Ahh yonghoon hamper frustasi melihat kedua pipinya bertambah gempal sekarang, dia harus menekan napsu makan yang berlebih dengan hanya minum susu dimalam hari.

“sial, aku lupa kalau persediaan susu telah habis. Uri aegy, eottokae? Apa kau begitu ingin minum susu?” mulai berbincang dengan perutnya sendiri, seolah anaknya mengerti didalam sana. “atau minta belikan kyuhyun saja selagi dia belum pulang? Ahh tapi… tidak…tidak. aku tak boleh merepotkannya lagi” baguslah kalau kau ingat nona. Jangan sampai kau melanggar janjimu untuk kesekian kali, bisa-bisa Tuhan murka padamu.

“hahh sepertinya kita akan keluar sendiri membeli susu itu. Kau siap? Kajja!!”

Yonghoon semakin tak waras saja, tiap kali dia bicara dengan perutnya sendiri. Yah mungkin itu efek karena tak ada pilihan lain. Kyuhyun yang harusnya bisa diajak sebagai lawan bicara memilih membatasi jumlah kalimat yang di keluarkan. Memang pria itu tak suka banyak bicara jadi yonghoon sudah hafal dengan tabiatnya.

Berhenti pada pintu lift gadis itu segera menekan tobol dan menunggu sejenak sembari menelpon seseorang. “yeoboseo… donghae oppa?”

“mmm… wae?”

“apa kau masih punya obat anti mual? Persediaanku habis sejak beberapa hari yang lalu.”

“tenang saja, masih banyak dirumah. Datanglah sewaktu-waktu kalau kau mau”

“seperti biasa, siapkan yang rasa jeruk untukku. Setelah membeli susu aku akan langsung kerumahmu”

“mwo? chigeum?”

“iya, kapan lagi?”

“apa tidak besok saja? Ini sudah malam hoon-ie”

 

Ting….

“tidak bisa besok pagi aku pasti mual lagipula…”

Pintu lift perlahan terbuka yonghoon berniat masuk kedalam namun… ia harus rela matanya tersakiti oleh pemandangan laknat itu. Selain mata, dijamin hatipun memanas melihat apa yang mereka lakukan disana. Hyorin dan kyuhyun, tengah larut dalam dunia kecil mereka bersama ciuman maut tanpa sadar bahwa pintu lift telah terbuka. Lihat betapa mesranya pasangan itu, tapi apa harus dilakukan di tempat seperti ini.

“astaga oppa! yonghoon-ssi…”

Kyuhyun segera melepas dekapannya pada hyorin dan terpaksa menghentikan aksinya. Ketika tubuhnya berbalik dan mendapati yonghoon berdiri kaku disana, ia yakin yonghoon pasti melihat semuanya. Bagus, apa kau sengaja cho kyuhyun? Ingin menunjukkan seberapa besar kau mencintai hyorin pada gadis bodoh itu. Membuat yonghoon sadar bahwa dirinya tak lebih dari sorang gadis pengganggu hubungan orang lain.

Lee hyorin merasa tak enak hati kepergok  melakukan hal itu didepan yonghoon. Astaga dia pasti sudah gila “yonghoon-ssi, mianhaeyo. Aku tidak bermaksud…”

“gwaenchana… lanjutkan saja! Aku akan naik lift selanjutnya” ujar yonghoon lembut. Tak mau mengganggu aktivitas pribadi pasangan ini. Ohh tapi aneh sekali, mengapa hati kyuhyun sakit mendengar yonghoon mengatakan hal itu?

“aniyo!!masuk saja sekarang!” gadis itu menarik yonghoon masuk kedalam lift, belum sempat ia menolak pintu lift sudah tertutup rapat. Yonghoon terpaksa harus menguatkan hati dalam beberapa saat kedepan, berada diantara pasangan romantis ini yonghoon serasa ingin mati. Terlebih kyuhyun hanya diam saja tanpa menyapa sedikitpun.

“malam-malam begini kau mau pergi kemana yonghoon-ssi?” berusaha mencairkan suasana, hyorin tak tahu lagi harus bagaimana.

“membeli susu. Aku lupa kalau persediaan di kulkas telah habis”

Cho kyuhyun, merasa menjadi pria paling tak berguna didunia. Bahkan untuk urusan seperti ini yonghoon harus pergi dan membelinya sendiri? Hmmh… kemana saja kyuhyun selama ini. Apa terlalu sibuk hingga tak sempat menyisihkan waktunya sedikit saja untuk membeli benda itu. Ahh tidak… belakangan ini tak banyak yang ia lakukan, hanya sesekali berkecan dengan hyorin. Mungkinkah itu yang membuat yonghoon tersingkir dari ingatannya.

Ting….

Untung saja tak makan waktu lama akhirnya sampai pada lantai daras. Ketiganya keluar dengan tampang serba tak enak dan canggung. Terlebih yonghoon, gadis itu ingin segera pergi dari hadapan kyuhyun dan hyorin. “kalian berdua, selamat berkencan. Aku pergi dulu”

“berhenti!!” baru saat ini suara kyuhyun terdengar, itupun sekedar menghentikan langkah yonghoon. “pulanglah, biar kubelikan itu untukmu nanti”

“tidak perlu, aku ingin keluar sekalian mencari udara segar” dicuaca sedingin ini? Yang benar saja. Entahlah yonghoon tak tahu harus beralasan seperti apa.

“atau kalau kau berkenan, kami bisa mengantarkanmu yonghoon-ssi!”  dan berada di antara kalian lagi? Bahkan sekuat tenaga yonghoon menahan nafas agar denyutan dihati tak membuatnya semakin tersiksa kala terkurung bersama kalian berdua di lift.  Akankah dia mau menerima tawaran itu? Tidak!! terimakasih atas kebaikan hatimu lee hyorin, gumamnya dalam hati.

“tidak perlu… sudahlah jangan pedulikan aku. Lebih baik kalian cepat pergi dan cari tempat yang indah untuk berkencan. Annyeong…!”

“ku bilang berhenti song yonghoon!!”

Pekik kyuhyun keras namun yonghoon masih gencar dengan langkahnya tak peduli apapun. Benar-benar tak sanggup lagi jika harus berlama-lama bersama mereka. Hatinya sakit melihat kedekatan dan kemesraan pasangan kekasih itu, hatinya sakit kala melihat kyuhyun. Yonghoon tahu ini salah dan tidak pantas ia rasakan, tapi yonghoon tak mampu menepis perasaan itu.

Greb…

Langkahnya tertahan oleh tarikan kuat seseorang. Gadis itu terkejut saat tahu kyuhyun adalah pelakunya. “turuti apa kataku dan pulanglah sekarang yonghoon-ah. Aku akan membelikannya untukmu” mencoba menggunakan kalimat halus agar gadis itu sedikit menurut.

“lepas kyu! Biarkan aku pergi sendiri!”

Berusaha keras melepaskan cekalan kyuhyun pada tangannya namun tenaga yonghoon tak seberapa. “tak bisakah kau menurut padaku sekali saja? Cuaca terlalu dingin lebih baik…”

“cho kyuhyun, apa kau lupa dengan kesepakatan kita? Kau tak usah repot mengurusiku! Aku bisa mengurus diriku sendiri. Jadi cepat lepaskan dan biarkan aku pergi sekarang!!”

Satu hentakan kuat berhasil meloloskannya dari jeratan kyuhyun, tanpa buang waktu lagi yonghoon pun segera pergi. Sedangkan pria itu masih terpaku di tempatnya, merasakan gejolak aneh dalam jiwa saat yonghoon meneriakan perjanjian konyol diantara mereka. Kesepakatan untuk tak mencampuri urusan satu sama lain dan masih banyak lagi isi perjanjian didalamnya. Mungkin dulu, ketika kyuhyun masih membencinya, ketika kyuhyun tak tahu apapun mengenai tindakan gila yonghoon, dia akan dengan mudah menyetujui perjanjian konyol itu.

Tapi kini… setelah apa yang gadis itu lakukan untuknya, apa kyuhyun masih bisa mengabaikan yonghoon? Mengacuhkan yonghoon seperti yang ia lakukan waktu itu. Sulit… rasanya akan sulit sekali bagi kyuhyun melakukannya, terlebih jika harus membiarkan gadis itu pergi menjauh darinya suatu saat nanti. Seperti yang gadis itu katakan ‘menghilang dari kahidupan kyuhyun selamanya’.

Tbc…

4598166bc855011085a9607db82d71a7

1468511_341577729317482_165788220_n