5


CHAPTER 7 

Masih sama sejak empat puluh menit yang lalu, pria tampan yang cenderung manis ini betah menghabiskan waktu di kursi kebesarannya. Berbekal kacamata minus bertengger di hidung yang mancung ia berkutat dengan layar monitor dihadapannya. Well, pose ini memang sempurna. Ditambah jubah putih yang melingkupi tubuh tegap itu membuatnya makin mempesona. Bayangkan ketika seorang pria tampan tengah hidmat bekerja, siapa yang takkan terpikat melihatnya. Meski entah apa sejatinya yang ia cari di dalam benda kotak itu, namun tampaknya ia benar-benar sedang tak bisa diganggu. Lihat saja, saat terdengar ketukan di daun pintu, matanya bahkan tak bergeser sedikitpun dari focusnya semula. 

Tentu saja ini sukses membuat seseorang jengah seketika. Merasa diabaikan, ia memilih bersandar pada bingkai pintu. Alih-alih otaknya merancang kalimat berbau sumpah serapah yang pas ia semburkan pada pria sok sibuk itu. “jangan sok serius..!! lihat kerutan di dahimu! Persis milik kakek bercucu empat.” Cibirnya pedas. 

Namun tak sampai seperempat detik kalimat itu berhasil membekukan sosok tampan bernama lee donghae itu. Masih tak percaya, bahkan hingga berulang kali mengedipkan kedua bola mata. Dikira semacam halusinasi mungkin, membayangkan sosok yonghoon tiba-tiba muncul dan menyapa dengan nada ketus dan senyum devil andalannya. 

“yonghoon-ah, benarkah itu kau?” 
“jangan memandangku seperti itu! kau kira aku ini apa?” Yonghoon memutar matanya malas mendapati tampang bodoh donghae dengan mulut nyaris menganga. Santai saja tuan, kau seperti melihat makhluk yang muncul setelah hilang ratusan tahun saja. 

Detik kemudian yonghoon nyaris terjungkal karena dekapan maut lee donghae, ia bahkan tak sempat mengamati kapan lelaki itu bangkit dan sampai dihadapannya. Dan kini yonghoon harus rela bersesak napas karena dipeluk terlalu erat. Meski begitu ia tetap tak melawan. 

“Aku tak menyangka kau datang, kau sudah sembuh?” 
“aku datang karena kau pasti sangat merindukanku” 

Hehh? Percaya diri sekali. Tapi baiklah… anggap saja itu benar, buktinya donghae tak menyangkal sedikitpun. Malah ia semakin mengeratkan dekapannya. Membuat yonghoon nyaris tercekik oleh langan besar itu. “ya, aku sangat merindukanmu gadis bodoh. Kau benar-benar membuatku gila.” 

“dan kau benar-benar akan membunuhku jika tak segera melepaskanku, tuan” cibirnya pedas saat nyaris kehilangan napas. Donghae pun mulai membebaskan tubuh mungil yonghoon sejurus dengan itu matanya kini memicing tajam. 

“rupanya song yonghoon benar-benar telah kembali” 
Yahh, kembali ke tabiat semula. Itulah maksud donghae. Gadis urakan dengan gaya bicara frotal, tajam dan semaunya sendiri. Tak jarang membuat donghae mati kutu dan tak mampu membalas setiap kicauannya. Tapi itu berpuluh-puluh kali lebih baik ketimbang melihatnya berubah menjadi gadis yang amat menyedihkan. 

“bisa kita cari tempat lain? Aku heran bagaimana kau betah dengan bau menyengat ini?” 
Ya ampun, padahal tak ada sebutirpun obat disana. Tapi sugesti yonghoon menyuruhnya untuk segera enyah dari ruangan itu. dia memang paling benci dengan bau rumah sakit. Donghae hanya tersenyum melihat yonghoon menutup kedua lubang hidungnya, dasar kekanakan! Cibirnya dalam hati. 
~ ~ ~ ~ 

Nona Shin, kembali membenarkan letak kacamata yang melorot dari posisi semula. Kedua belah bibirnya kini sibuk mendikte seputar kegiatan yang harus bosnya lakukan setelah ini. Yahh… sebagai sekretaris yang baik inilah satu kewajiban yang harus ia jalankan, meski ia sendiri tak yakin atasannya itu mendengarkannya dengan baik atau tidak. 

“apa masih ada jadwal yang belum kutulis, sajangnim?” 
Tik..tok..tik..tok… sunyi, malah dentang jam yang sibuk menjawab pertanyaan nona shin. Lalu, kemana perginya pria itu? apa dia kabur setelah mendengar betapa padatnya jadwal hari ini? Tidak! Ia masih disana. Cho kyuhyun masih hikmat duduk di kursi kebanggaannya, meski kini pikirannya melayang entah sampai kemana. 

“sajangnim?” 
Sial, gadis itu merutuk dalam hati. Berkicau dari tadi namun tak dihiraukan sama sekali. Padahal susah payah dia mengatur jadwal sedemikian rupa agar semua bisa terlaksana. Tapi pria itu mengabaikannya dan malah asik diam memandang meja dihadapannya. Heran, sebenarnya apa yang menarik dari benda kaca itu. Jika saja pria yang lebih muda 2 tahun darinya itu bukanlah atasannya, dijamin nona shin akan menggebrag meja itu dan teriak sekencang mungkin. Tapi, ahh… sudahlah. 

Aneh sekali, siapapun tahu kyuhyun adalah tipe professional. Tak pernah sekalipun mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan hingga membuatnya tak focus bekarja. Namun sejak datang ke kantor pagi tadi, ia lebih banyak diam ketimbang membereskan pekerjaan. Kenapa? Atau hal apa hingga menyebabkannya bertindak sedemikian rupa? Jawabannya tak lain adalah yonghoon. 

Berulang kali ia dibuat tak focus karena memikirkan gadis itu. bagaimana tidak? Kalimat terkutuk yonghoon kala di rumah sakit terus terngiang di kepalanya hingga kini. Bercerai? Ohh shitt, bahkan kyuhyun benci membayangkannya. Disaat ia mulai mencintai yonghoon, mengapa gadis itu malah ingin berpisah. Apa itu karena janji konyol dari mulut yonghoon sendiri? Yonghoon sungguh akan pergi darinya setelah semua masalah ini selesai? Demi Tuhan, kyuhyun tak pernah benar-benar menyetujui ide bodoh itu. Mungkin dulu, saat hari-harinya masih penuh dengan nama hyorin. Itupun ia tetap tak bisa sepenuhnya mengabaikan yonghoon. Sebesar apapun kebenciannya terhadap gadis itu jujur saja kyuhyun masih tetap merasa peduli. 

Ayolah, bukan satu dua tahun mereka hidup bersama. Keduanya bahkan sudah seperti saudara. Bergurau, bertengkar, saling mendiamkan dan pada akhirnya akan saling mencari satu sama lain. Hal itu seperti makanan mereka sehari-hari. Coba bayangkan jika mereka harus hidup terpisah. Akankah mereka sanggup? Sepertinya itu akan sulit. Apalagi kyuhyun tampaknya benar-benar takkan membiarkan yonghoon menjauh darinya, apapun yang terjadi. Maka dari itu, tugasmu sekarang adalah cukup yakinkan dia tuan! buat dia yakin akan perasaanmu. Buat dia nyaman berada disisimu, itu saja!! Lalu apa lagi yang membuat seorang cho kyuhyun jadi kacau? 

“sajangnim, anda baik-baik saja?” sekretaris shin masih disana, ia sengaja menaikan intonasinya. Dengan begitu semoga kyuhyun ingat akan keberadaannya. 
“ne? aa..aku baik-baik saja. Masih ada lagi?” 

Ya Tuhan, berilah kesabaran pada nona itu. Itulah yang sejak tadi ia tanyakan padamu, cho kyuhyun. “Apa masih ada janji yang belum ku tulis?” 
“tidak, sepertinya hanya itu” 
“baiklah, permisi sajangnim” 

Gadis itu pamit undur diri. Berniat keluar dari ruangan kyuhyun dan segera meluapkan emosi yang sudah diujung tanduk, tapi belum sempat meraih gagang pintu langkahnya terhenti oleh panggilan kyuhyun. “oh ya sekretaris shin, jam berapa pertemuan dengan Hyundai Grup akan diadakan?” 
“jam 13.30 di restoran dekat Myong-dong” 
~ ~ ~ ~ 

“dua Foie Gras dan sebotol anggur merah, selamat menikmati” tutur lembut pelayan berpakaian rapi itu pada mereka. 

Entah ada angin apa, Song yonghoon membawa pria itu kemari. Le Mourice, dari namanya saja kita bisa tahu tempat macam apa ini. Sebuah restoran yang sangat populer di Korea, tempat dimana biasanya para pejabat tinggi serta konglomerat menikmati berbagai hidangan perancis. Satu hidangan yang paling terkenal adalah makanan yang mereka pesan tadi, Foie Gras. 

“kau tidak berniat memerasku dengan makan di tempat semewah ini bukan, yonghoon-ah?” 
Lee donghae curiga, jangan-jangan tebakannya benar. Iblis betina ini ingin menguras isi dompetnya yang kian menipis. Jika hanya makan siang biasa mengapa harus ditempat semahal ini? 

“simpan saja uangmu, sekarang biar giliranku” jawab yonghoon diikuti senyuman lebar dari pria manis itu. 

Sesekali yonghoon ingin menyenangkan hati donghae, anggap saja sebagai imbalan atas kebaikannya. Tak terhitung seberapa banyak ia menyusahkan donghae. Pria itu dibuat pusing dengan segala tingkal laku yonghoon selama ini. Dan anehnya mengapa donghae selalu bersedia, meski terkadang ia merasa kesal. Tapi siapa yang selama ini menjadi tempat pelarian yonghoon dari masalah apapun kalau bukan sosok lee donghae. Jadi biarkan ia sedikit menyenangkan pria penggila makanan perancis itu. 

Donghae makan dengan lahap. Lidahnya serasa disihir oleh potongan daging lembut berbalut saus dari campuran madu itu. Ia bahkan menobatkan menu ini menjadi hidangan terlezat yang pernah ia makan versi lee donghae. Yahh begitulah ia jika sudah dijamu oleh hidangan berbau perancis. Sedangkan yonghoon, ia malah sibuk mengamati gerak-gerik donghae. Bagaimana bisa pria berumur hampir tiga puluh tahun ini tampak seperti bocah dengan es krim kesukaannya. Tampak sangat menikmati hingga lupa keadaan sekitar, yonghoon nyaris terkikik geli. 

“kenapa tertawa?” sungut lee donghae tak terima 
“gwaenchana, lanjutkan saja!” 
“punyamu masih utuh, kau tidak makan?” 

Benar, bahkan yonghoon belum menyentuh miliknya sedikitpun. Melihat donghae yang lahap saja sudah membuatnya kenyang. “makanlah! Kau butuh asupan nutrisi yang banyak untuk mengembalikan berat badanmu. Lihat sekarang yang tersisa hanya kulit dan tulang. Apa bagusnya itu?” nasihat donghae dengan sedikit nada mencibir. 

“dasar cerewet! Cepat habiskan makanmu setelah itu antar aku ke suatu tempat, oppa!” 

Bingo!! 

“sudah kuduga” 
Benar bukan tebakannya? Dari awal donghae sudah curiga. Pasti ada udang dibalik batu. Apalagi tujuan yonghoon melakukan semua ini kalau bukan sogokan untuk memintanya melakukan sesuatu. Hmm… dia terlalu hafal dengan trik kuno yonghoon satu ini. “kemana?”

“kau akan tahu nanti” 
~ ~ ~ ~ 
Pria itu, bersama seorang gadis cantik serta pria gagah yang senantiasa berjalan dibelakangnya. Memasuki sebuah tempat yang akan menjadi lokasi pertemuannya dengan seorang investor besar. Cho Kyuhyun tetap dengan langkah angkuh dan wajah dingin seperti biasa, namun sialnya hal itu malah membuatnya makin berkarisma. Lihat saja para pelayan wanita itu pasti tengah sibuk membisikan kalimat-kalimat pujian. Sekretaris shin yang melihatnya merasa risih, berulang kali ia melempar tatapan sinis. Tapi yang menjadi objek perbincangan masih saja acuh. 

Kyuhyun nyaris sampai pada ruangan mewah yang sengaja mereka pesan saat langkahnya tiba-tiba terhenti. Di sudut sana, ada satu objek yang mampu mengalihkan perhatian seorang cho kyuhyun. Bahkan membuyarkan konsentrasinya seharian ini. Apa lagi kalau bukan gadis itu, song yonghoon. Tapi sayang, ia tak sendiri. Gadis itu tengah bergurau dengan seorang pria yang… tanpa diberi tahu pun kyuhyun yakin bahwa itu donghae. Tapi untuk apa mereka bertemu? Terlebih di tempat seromantis ini. Seperti kencan saja. 

Kyuhyun mulai tak tenang, berspekulasi tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang tanpa sadar membuat rahangnya mengeras. Mata yang menatap tajam dan tangan yang mengepal erat, ia bersusah payah menahan emosi. Tapi kenapa cho kyuhyun? Bukankah mereka biasa bertemu? Mereka memang berteman akrab bukan? Apa ada yang kyuhyun cirugai dari sikap donghae belakangan ini? Entahlah, yang jelas hatinya sakit melihat yonghoon bisa tertawa lepas bersama pria lain meski pria itu adalah lee donghae, sahabatnya sendiri. Merasa tak terima. Bagaimana bisa yonghoon bersikap seperti itu? berbanding terbalik ketika yonghoon berhadapan dengan dirinya. Tak ada lagi tawa riang atau senyuman yang manis, yang terlihat hanyalah tangis kepedihan dan luka yang mendalam. 

Apa yonghoon membencinya? Ayolah… kyuhyun ingat betul apa yang telah ia lakukan pada yonghoon selama ini. Apa bersamanya begitu menyakitkan hingga yonghoon ingin berpisah dan pergi menjauh? Ohh iya, kapan terakhir kali kyuhyun melihat wajah ceria yonghoon saat bersamanya. Itu sudah lama sekali, ia bahkan nyaris lupa. Jadi mungkinkah itu alasan yonghoon sebenarnya? Mungkin dengan berpisah yonghoon akan mudah mendapat kebahagiaan baru. Pasangan baru… atau… ya Tuhan, kenapa pikiran kyuhyun jadi seperti ini. Kenapa ia selalu memikirkan hal-hal yang paling tidak ia inginkan? Sial. 

Kyuhyun nyaris menghampiri dua orang itu saat sekretaris shin tiba-tiba menegurnya. “Sajangnim, Tuan Choi sudah menunggu.” Detik itu pula kyuhyun mengumpat dalam hati. Sungguh sial, mengapa harus ada pertemuan penting di saat seperti ini? 
~ ~ ~ ~ 

“annyeong, apa kalian baik-baik saja?” 

Sapanya pada dua buah gundukan tanah dengan rumput yang mulai mengering. Sebelumnya sempat ia letakan bunga lilie putih didepan nisan-nisan itu. Kini mulai bersimpuh, menumpukan tangan pada kedua lututnya. “maaf baru bisa mengunjungi kalian… banyak hal yang terjadi hingga aku tak bisa kemari” 

Tuturnya pada mereka. Siapa? Yang ia maksud adalah hyunjoong dan satu lagi tentu saja jiyong, putri kecilnya. Yonghoon memutuskan memberi nama Kim Jiyong pada mendiang anaknya itu. sama seperti nama gadis kecil yang muncul dalam halusinasinya beberapa waktu lalu. Ia bersyukur jiyong dikuburkan tepat disamping makam sang ayah. Jadi yonghoon tak perlu khawatir mereka akan kesepian. 

“kalian bahagia disana?? Apa surga begitu indah hingga kalian buru-buru pergi? Oppa mianhae… aku tidak becus menjaga calon putri kita. Dia kado terindah darimu tapi aku malah tak bisa menjaganya dengan baik, mungkin itu sebabnya jiyong memilih pergi menyusulmu. Itu semua karena kecerobohanku. Mianhae oppa… mianhae jiyong-ah, maafkan eomma.” wanita itu tertunduk bersama tangisan pilu. Jiwanya terluka, mengapa ini harus terjadi padanya. Mengapa Tuhan mengambil satu-persatu orang yang ia sayangi. Apa dirinya tak pantas bahagia? 

“sudahlah yonghoon-ah, jangan menyalahkan dirimu sendiri” 

Pria itu Lee donghae, yang masih setia berdiri di sampingnya. Meski yonghoon sempat menyuruhnya pergi tapi ia tetap kekeh, donghae tahu hal seperti ini pasti akan terjadi. Jadi mana mungkin ia tega meninggalkan yonghoon sendirian. 

“donghae oppa, apa Tuhan begitu membenciku? Mengapa Tuhan mengambil mereka dariku?? apa aku tak boleh hidup bahagia bersama mereka?? Apa dosaku terlalu besar hingga Tuhan tak sudi melihatku bahagia?” 
“Hentikan yonghoon-ah, jangan bicara seperti itu!! kau tak boleh menyalahkan Tuhan. Terimalah karena ini memang jalan hidupmu!!” 
“tapi mengapa harus aku?? Mengapa harus aku yang menerima kenyataan pahit ini oppa, Kenapa…!!?” 

Yonghoon frustasi… pikirannya kacau. Ingin sekali marah, meluapkan segala jenis emosi yang tersumbat selama ini dibenaknya. Marah atas apa yang menimpanya, tapi pada siapa? Siapa yang pantas ia persalahkan atas semua ini? Atas ketidakadilan yang ia alami. 

“aku yakin pasti ada hikmah dibalik semua ini yonghoon-ah. Tuhan pasti sudah merencanakan hal baru yang lebih indah untuk dirimu. Jadi bersabarlah! Kau pasti bisa melewati semua ini. Kau tidak sendiri. Ada aku, ada kyuhyun, dan masih banyak lagi orang yang menyayangimu.” 

Donghae masih berusaha menenangkan yonghoon, dibawanya tubuh mungil yang bergetar karna tangisan itu kedalam dekapannya. Tapi entah mengapa mendengar nama kyuhyun, tangisan gadis itu malah semakin kuat. Secara tak sengaja donghae membuat yonghoon ingat akan situasinya dengan kyuhyun. Tentang keputusan yang harus ia ambil, yaitu meninggalkan kyuhyun. Sekali lagi yonghoon harus merasa kehilangan. Akankah ia sanggup menghadapinya? Sanggup tak sanggup itu adalah jalan yang harus ia ambil jika ingin melihat kyuhyun hidup bahagia. Pikir yonghoon ditengah tangisan pilunya. 

“geurae, kau boleh menangis sekarang! Menangislah sepuasmu hoonie! Tapi kau harus janji setelah ini tak akan ada yonghoon yang cengeng lagi!”. 
~ ~ ~ ~ 

~08.30 pm~ 

Yonghoon pulang dengan langkah gontai. Meski sebenarnya ingin buru-buru masuk kamar dan berbaring di ranjang tapi apa daya, tenaganya seolah terkuras habis. Menangis hingga nyaris dua jam ternyata sangat melelahkan. Itu lebih dari cukup untuk membuat matanya bengkak dan memerah, tapi syukurlah kini perasaannya sudah lebih tenang. 

“kemana saja seharian ini?” 
Baru sampai pada ruang tamu, yonghoon disambut oleh nada dingin dari bibir kyuhyun. Pria itu tengah duduk disofa, lebih tertarik pada lembaran-lembaran dalam buku tebal ditangan ketimbang menatap yonghoon yang berdiri tak jauh disampingnya. Kyuhyun kesal setelah menghubungi yonghoon beberapa kali tapi tak direspon sama sekali. 

“hanya jalan-jalan, aku bosan selalu dirumah” 
“bersama donghae hyung?” 
“ahh itu… dari mana kau tahu kyu?” 
“apa itu penting?” 

Yonghoon diam, tercium nada ketus dari cara bicara kyuhyun. Ia yakin pria itu marah. Jujur saja yonghoon merasa aneh dengan sikap kyuhyun belakangan ini. Kyuhyun terkesan benci tiap kali melihatnya pergi dengan donghae. Padahal dulu, mau dia pergi kemanapun atau dengan siapapun kyuhyun seolah tak mau tahu. Mengapa sekarang dia harus peduli? Toh sebentar lagi mereka akan berpisah. 

“untuk apa kau bertemu dengannya?” 
“hanya pergi mengantarku ke suatu tempat, itu saja!” 

Tarik napas panjang, menggali kesabarannya lebih dalam lagi. Pria itu tengah berusaha menekan hawa iblisnya. Jangan sampai emosinya meledak dan ia tak tahu lagi apa yang akan terjadi. 

“Mengapa harus dia? Kenapa kau tidak minta tolong padaku? Mengapa kau selalu saja menemuinyaaa??? 

Brakkk… 

Awalnya memang biasa, tapi lama-kelamaan intonasi kyuhyun meningkat sesuai kadar emosinya. Benar-benar sampai ke ubun-ubun. Apa lagi saat kyuhyun tiba-tiba membanting buku itu ke lantai, yonghoon nyaris terlonjak karena saking kagetnya. 

“kyu…kyuhyun-ah, waeire??” 
Hanya sekilas yonghoon berani menatap kyuhyun, wajahnya yang merah padam membuat yonghoon ketakutan. Gadis itu memilih tunduk, lagi pula dengan keadaan mata sembab begini bagaimana ia bisa menghadapi kyuhyun. Yang ada kyuhyun akan curiga mengapa dia seperti ini, itupun kalau kyuhyun peduli. 

“kenapa kau selalu minta tolong padanya? Aku bisa meluangkan waktu untuk menemanimu kemanapun kau pergi” 
“jangan gila kyuhyun-ah! aku tahu sesibuk apa dirimu? Lagipula hal sepele seperti ini kenapa harus dipermasalahkan? Memangnya kenapa kalau aku pergi dengan donghae oppa? Memang itu masalah bagimu?” 

“ya! karena aku suamimu! kau lupa kau telah bersuami? Apa kata orang jika melihatmu pergi seharian dengan pria lain?” 

Keterlaluan! Apa maksudnya bicara seperti itu? Mata yonghoon membulat seketika mendengar penuturan kyuhyun. membuatnya kian terasa perih. Persis seperti apa yang ia rasakan dihatinya. Kyuhyun pikir ia wanita macam apa hingga berkeliaran dengan pria sementara ia sudah bersuami? Apa yonghoon sejalang itu? Astaga… Lagipula itu donghae, bukan orang lain! Ia hanya meminta donghae mengantarkannya kemakam hyunjoong dan jiyong, asal kyuhyun tahu saja. Tapi yonghoon terlalu lelah jika harus panjang lebar menjelaskannya. Ia malas berdebat lagi dengan kyuhyun, karena itu tak akan ada habisnya.

“kau mau kemana? Aku belum selesai bicara!” 
Cegah kyuhyun dengan sigap menarik tangan yonghoon yang hendak pergi hingga mereka kembali berhadapan. Lantas menaruh focus matanya pada muka yonghoon, menatapnya lekat hingga dari situlah ia sadar ada yang aneh dengan gadis itu. Mata yang sembab dan merah, serta wajah yang terlihat lusuh. Apa yang terjadi pada yonghoon? 

“bisakah kau membiarkanku istirahat? Aku lelah kyuhyun-ah” pintanya bernada pasrah. Bahkan ia tak mampu melepaskan cengkraman erat kyuhyun. 

“kau… kau kenapa yonghoon-ah? Apa yang terjadi padamu?” kyuhyun melembut, ia mulai membebaskan tangan yonghoon sembari mengutuk dirinya sendiri yang malah tidak peka. Harusnya ia tahu keadaan yonghoon sebelum marah dan berteriak padanya. Sekarang lihat!! Bukan jawaban yang ia terima, gadis itu justru berlalu meninggalkannya. 

Kyuhyun berniat mengejar tapi entah mengapa langkahnya terasa berat. Seolah raganya tak memberi ijin untuk kembali mengusik yonghoon. Masih banyak yang ingin ia katakan tapi ia tak boleh egois. Gadis itu tengah kacau sekarang, jadi jangan menambah beban masalah yonghoon lagi, cho kyuhyun! 
~ ~ ~ ~ 

Malam itu, kyuhyun berniat tidur untuk sejenak melupakan segalanya. Lupa bahwa ia telah menyakiti yonghoon, lagi. Dan berharap esok hari semua akan kembali normal. Tapi… Ya Tuhan, mengapa selalu seperti ini? Disaat ia ingin jujur pada perasaannya sendiri, menunjukkan bahwa ia benar-benar peduli, tapi cara yang ia gunakan selalu salah. Kyuhyun selalu mementingkan ego dan emosi yang meletup-letup, pada akhirnya malah berbalik menyakiti yonghoon. apa kyuhyun sebodoh itu? apa terlalu sulit menyatakan cinta secara gamblang hingga ia memilih jalan berbelit-belit yang akhirnya neminbulkan salah paham? Bukankah hal seperti ini malah mempersulit langkahnya meyakinkan yonghoon? 

Ingat cho kyuhyun! Kau harus cepat bertindak sebelum semua terlambat. Sebelum orang lain datang dan mengambilnya dari tanganmu. Ohh tiap kali memikirkan hal itu kepalanya serasa mendidih. Kyuhyun yang frustasi mulai mengacak rambutnya sendiri. Ia merasa seperti idiot yang tak bisa melakukan apapun dengan benar. Sungguh payah. Mengapa begini? Padahal dulu saat bersama hyorin, ia bisa mengungkapkan perasaannya dengan mudah. Malah image dingin yang melekat pada diri kyuhyun membuatnya terlihat keren. Tapi kini, sikap itu membuatnya makin berantakan. Menyedihkan sekali. Bagaimana jika keinginan yonghoon untuk berpisah malah makin kuat? Kyuhyun benar-benar takut membayangkannya. 

Diliriknya yonghoon, gadis yang memunggunginya itu kini telah tidur. Mungkin terlalu lelah, jujur saja kyuhyun penasaran setengan mati dengan apa yang menimpa yonghoon. apa yang membuat gadisnya menangis hingga bengkak separah itu. andai saja ia tahu mungkin kyuhyun tak tinggal diam. Tapi apa daya, yonghoon bahkan tak mau cerita sedikitpun. Belakangan Yonghoon seolah terus menghindarinya. Memilih menutup diri dari kyuhyun, terkesan membuat jarak diantara mereka. Mungkinkan ini langkah awal untuk berpisah darinya? 

Kyuhyun memberanikan diri mendekat, diarahkan sebelah tangannya untuk melingkar di perut yonghoon. Mengikis jarak hingga tak tersisa sedikitpun. Dari situ ia mulai merasa tenang, bagaimana bisa tubuh yonghoon memberikan efek kenyamanan yang begitu besar? Dan sejak kapan ia mulai menyukai moment seperti ini? Kyuhyun berulang kali mengecup kepala yonghoon. Masih aroma strowberry itu yang ia dapatkan. Tapi ribuan kalipun kyuhyun menciumnya, tampaknya kyuhyun tak pernah merasa bosan. Sebab apa? Karena yonghoon yang memakainya. 

“bisakah selamanya kita seperti ini? Aku tak ingin kau pergi dariku yonghoon-ah” 
~ ~ ~ ~ 

Hening. Itulah yang dirasakan oleh dua insan ini saat menikmati sarapan mereka. Hanya sesekali dentang sendok garpu berbentur dengan mangkuk masing-masing. Entah suasana macam apa ini sebenarnya. Seperti perang dingin saja. Sejak pertengkaran mereka semalam, belum ada yang mau angkat bicara. Yonghoon memilih diam, sedangkan kyuhyun… masih bingun harus bilang apa. Haruskah ia minta maaf? Yahh tentu saja, tapi bagaimana cara memulainya? Kyuhyun takut tiap kata yang keluar dari mulutnya nanti malah akan menyakiti yonghoon lagi. Tapi bagaimanapun juga kau harus tetap melakukannya cho kyuhyun! 

“maaf atas kejadian semalam. Aku tidak bermaksud menyakitimu” ujarnya susah payah. 
Bagus, katakan apa yang ingin kau katakan! Asal menuruti kata hati, semua pasti akan berjalan lancar. Lupakan ego! Tegasnya dalam hati. 

“gwaenchana… jangan terlalu memusingkan hal itu” jawab yonghoon enteng. Ia tersenyum setelah menjejalkan beberapa makanan kedalam mulutnya. Syukurlah, tampaknya hari ini yonghoon sedang dalam mood yang bagus. Kyuhyun sempat mengira yonghoon akan mendiamkannya, tapi ternyata tidak. 
Ohh ya! bukankah ini kesempatan emas, haruskah ia mengajaknya jalan-jalan sekedar membuatnya senang. Lagipula sudah lama sekali mereka tak pergi berdua, dalam artian bersenang-senang bersama. Terlebih ini momen yang pas untuk melancarkan aksinya merebut hati yonghoon. Namun sial, kyuhyun baru ingat ia punya janji siang ini. Bahkan setelah itu ia harus ke Busan untuk menangani masalah perusahaan. Jadi, ya sudahlah… 

“apa acaramu hari ini?” 
‘Mwo? sejak kapan kyuhyun peduli dengan apa yang kulakukan?’. Dari tampangnya terlihat jelas pertanyaan itu tengah menari-nari di benak yonghoon. Hanya sedikit terkejut saja, selebihnya ia tak terlalu peduli karena menganggap itu hanya basa-basi. Lagi pula mana mungkin kyuhyun benar-benar peduli. Pikirnya. 

“molla, aku sedang malas keluar rumah” 
Baguslah. mendengar jawaban yonghoon, jujur saja kyuhyun merasa senang. Itu berarti ia tak perlu khawatir yonghoon akan keluyuran diluar dan bertemu pria lain termasuk donghae. Kyuhyun sangat membenci hal itu. 

“aku akan pulang telat karena harus ke Busan. Ada sedikit masalah disana” 
Busan? Kepala yonghoon mendadak pening mendengar kata itu. ingatannya melayang pada kejadian dulu saat kyuhyun membohonginya. Akankah kali ini kyuhyun juga berbohong? Atau dia benar-benar bekerja? 

“apa kau sungguh….” 
Gadis itu ragu, haruskah ia menanyakannya? Haruskan ia tahu tujuan kyuhyun ke busan benar-benar bekerja atau hanya alasan untuk mengelabuhinya agar bisa bertemu hyorin. Jujur saja yonghoon kecewa dengan tindakan kyuhyun dulu. Tapi, apa ia punya hak untuk melarang. Ingat yonghoon-ah! Bukankah kau berjanji takkan mencampuri urusan kyuhyun! Jadi mau apapun rencana kyuhyun sebenarnya itu terserah dia. Terlebih jika memang kyuhyun ingin bertemu hyorin, kau tidak boleh mengusiknya sedikitpun. Tegas yonghoon pada hatinya. 

“wae?” kyuhyun masih menunggu yonghoon menyelesaikan kalimatnya. 
“a..aniya. bukan apa-apa?” 

Pria itu mengelap bibirnya dengan tissue. Ia mulai beranjak dan mengambil jas yang tersampir pada kursi kemudian memakainya. Tapi Yonghoon lihat ada yang kurang pas dari penampilan kyuhyun. Ia buru-buru bangkit dan mendekati pria itu. 

“tunggu!! Kau ini!! berapa umurmu hingga memakai dasi saja tidak benar” 
Omelnya sambil sibuk membenarkan letak dasi kyuhyun. Meski hubungan mereka tak selayaknya suami istri biasa tapi bagaimanapun kyuhyun tetap suaminya. Apa kata orang jika pria setampan itu terlihat kucal dan tak terurus? padahal dia punya istri. Yonghoon tak sekejam itu. atau anggap saja ini bentuk pengapdian pada sang suami, setidaknya yonghoon pernah melakukannya sebelum mereka benar-benar berpisah nanti. 

Jangan tanya apa yang terjadi pada pria itu sekarang! Ia sendiri kanget dengan perlakuan yonghoon. Apalagi ulah jantungnya sendiri didalam sana benar-benar harus diberi pelajaran. Benda itu bergerak tak beraturan, semaunya sendiri dan membuat dadanya sakit. Terlebih saat bola matanya sibuk memandang wajah cantik yonghoon. Kyuhyun seolah beku dan tak ingin beranjak sedikitpun dari posisinya. 

Bukan tak sadar, yonghoon tahu apa yang kyuhyun lakukan. Pancaran mata teduh yang selama ini ia rindukan, tengah menatapnya lembut dan intens. Tentu saja ini sukses membuat jantungnya ikut berdebar. Darahnya berderis hingga terasa dingin pada tengkuknya. Siapa yang akan tahan jika ditatap sedemikian rupa? Yonghoon cepat-cepat beralibi dengan membuyarkan focus keduanya. 

“cahh… sudah selesai. Ini baru benar! Cepat berangkat! Kau bisa telat nanti” 
Niatnya ingin berbalik dan pergi menyembunyikan pipi yang memerah, tapi semua gagal total berkat ulah kedua tangan kyuhyun yang melingkar tiba-tiba di pinggul rampingnya. Bahkan tak menyisakan jarak sedikitpun bagi tubuh mereka. Dada lebar kyuhyun yang menawan kini tepat di depan mata. Wangi maskulin khas kyuhyun mulai menyerang penciumannya. Ohh ini sungguh memabukkan. Sesaat yonghoon sempat terlena, namun tak lama ia tersadar dan jelas ini membuatnya shock, ia tak menduga kyuhyun akan berbuat demikian. 

“kyu, apa yang…” 

Cupp… 

Dapat!! Akhirnya setelah sekian lama, ini pertama kali kyuhyun mendapatkannya. Jadi beginikah rasanya? Sangat lembut, manis, dan beraroma cherry. ohh jujur saja dulu kyuhyun pernah membayangkan bagaimana rasanya berciuman dengan yonghoon, namun ia tak menyangka akan semanis ini. Meski hanya sesaat, tapi ciuman itu sukses mengobrak-abrik pertahanan yonghoon hingga jantungnya ingin meledak seketika. Kedua kakinya lemas tak bisa menopang berat tubuhnya sendiri, untung saja rengkuhan kyuhyun cukup kuat. Dan jangan dikira kyuhyun biasa saja, pria itu sekuat tenaga menyembunyikan debaran di hatinya. Diam-diam menikmati sensasi menakjubkan yang mulai menjalar keseluruh tubuh. Ini gila. Keduanya sempat diam beberapa saat sebelum akhirnya… 

“cho kyuhyun, apa yang kau lakukaaaannn??” 
Gadis itu berteriak sekuat tenaga dengan suara cempreng andalannya. Kyuhyun sampai menutup kedua telinga agar tak penging dibuatnya. Namun setelah itu ia harus rela mendapat pukulan yonghoon sebagai ganjaran atas apa yang ia lakukan. Bibi kim yang menyaksikan kejadian itu dari dapur hanya senyam-senyum sendiri. Dalam hati bersyukur akhirnya mereka bisa akur dan hidup layaknya pasangan suami istri sebenarnya. Yahh semoga. 
~ ~ ~ ~ 

Sore itu, yonghoon sungguh tak pergi kemanapun meski akhirnya ia bosan setengah mati. Tak ada hal berarti yang ia lakukan seharian ini. Hanya tidur-tiduran di sofa, sesekali sibuk gonta-ganti chanel tv tanpa sedikitpun niatan untuk benar-benar menonton sajian benda kotak itu. Aneh sekali, song yonghoon yang dulunya paling anti berdiam diri dirumah kini rela mengurung diri hingga jenuh. Alasannya selepe, meski ia sendiri sadar bahwa ini gila. Ia hanya ingin menunggu kyuhyun pulang. Untuk apa? Entahlah, yang jelas ia ingin menyambut kyuhyun dengan senyuman saat pria itu pulang nanti. Heol, mungkinkah ini pertanda baik untuk hubungan mereka? 

Semenjak tragedi ciuman tadi pagi, perasaan yonghoon jadi kacau balau. Tahukah apa yang dia lakukan setelah kyuhyun berpamitan dan mulai hilang di balik pintu? Gadis itu buru-buru lari ke kamar dan menyumpal mulutnya dengan bantal. Kecupan kyuhyun yang bahkan tak sampai lima detik itu menimbulkan efek sialan gila. Oke… antara shock, bingung, malu, dan kesal, memang terselip rasa senang di dalam hati yonghoon. Apalagi degup jantung yang menggila hingga rasanya ingin meledak seketika. Tapi untung ia masih waras untuk tidak berteriak dan menggerparkan isi rumah. Lagipula masih ada kyuhyun di luar sana, jika pria itu tahu, mau ditaruh mana mukanya? 

“hahh… eottokkaji?” 
Kesekian kalinya yonghoon mendesah. Otaknya kembali buntu, bimbang antara maju atau mundur. Langkah mana yang harus ia ambil sekarang. Bolehkah yonghoon menaruh sedikit berharap atas perlakuan kyuhyun tadi? Sikap manis seolah kyuhyun mulai menyukainya. Lalu bagaimana dengan niatnya untuk berpisah? haruskah ia banting stir dan memulai lembaran baru bersama kyuhyun. Yang benar saja, ini gila. Mengapa disaat yonghoon mulai yakin akan keputusannya, kyuhyun malah seenak jidat membuatnya goyah. Mengobrak-abrik keyakinan yang ia bengun dengan susah payah. Apa maksud kyuhyun sebenarnya? 

Ting…tong… Ting… tong… 
Ting…tong… Ting… tong… 

Bel berbunyi, tapi bukanya bergegas yonghoon malah sengaja acuh-tak acuh. Bibi kim yang sibuk didapur terpaksa berlarian agar sang tamu tak lama menunggu. Yonghoon terlampau enggan meski hanya jalan beberapa langkah saja. Yahh.. beginilah jika sifat pemalasnya itu sedang kumat. Ia bahkan bisa betah seharian tanpa melakukan apapun. 

“nyonya ada kiriman paket dari tuan kyuhyun?” 
Bibi kim menyerahkan paket yang ia maksud pada yonghoon. Gadis itu terkejut sekaligus bingung, ada angin apa hingga kyuhyun mengirimnya paket. Lagi pula ini lucu, bukankah mereka tinggal bersama. Terserahlah, ketimbang sibuk memikirkan alasan dibalik ini semua yonghoon lebih tertarik melihat apa isi didalamnya. Dan ketika dibuka tampaklah sebuah lipatan gaun cantik dan sepatu mewah berwarna senada. Yonghoon nyaris menganga karena takjub dengan pemberian kyuhyun. Tak dia sabar ingin segera mencoba gaun itu, tapi tunggu! Untuk apa kyuhyun memberikan ini semua? Atau, jangan bilang sebenarnya ini bukan untuknya. Yonghoon coba pastikan sekali lagi alamat yang dituju pada kotak biru itu, siapa tahu salah, namun namanya terpampang jelas disana. Oke, kini tinggal cari tahu apa motif kyuhyun sebenarnya. 

“yeoboseo, kyuhyun-ah” 
“emm, wae?” 
“apa ini? Kenapa kau membelikanku gaun?” 
“jadi kau sudah menerimanya. Apa kau suka?” 
“jawab dulu pertanyaanku cho kyuhyun!!” 
“baiklah, ada pesta penyembutan CEO baru di Hyundai Grup besok” 
“lalu?” 
“kau harus ikut aku kesana!” 
“mwo?? yakk… untuk apa aku datang ke acara seperti itu cho kyuhyun?” 
“cho yonghoon-ssi, kau adalah istriku. Jadi mau tidak mau kau harus menemamiku. Arraseo?” 

Apa? Cho yonghoon-ssi? Demi hidup kerang dibawah laut, pasti terjadi kesalahan dengan otak kyuhyun. Tapi apa benar yang dia dengar tadi? yonghoon serasa disengat ribuan ubur-ubur. Ini pertama kalinya kyuhyun memanggilnya seperti itu. Cho yonghoon-ssi. Terdengar indah bukan? Ohh yonghoon serasa melayang, hatinya pasti berbunga-bunga. Yakk cho kyuhyun, tolong katakan itu sekali lagi, pekiknya dalam hati. Yonghoon yakin seratus persen kini pipinya memerah mengalahkan kepiting rebus milik bibi lee di busan sana. Jantungnya memacu kencang, melompat girang hanya dengan gombalan kecil ala kyuhyun. Astaga, cukup nona! Sadarlah jika Kyuhyun mulai tebar pesona! Ingat janjimu bahwa kau tak akan tergoda. 

“tapi kyu…” 
“kau lupa? Cho kyuhyun tidak menerima penolakan! Mengerti? Kheurom”. 
~ ~ ~ ~ 

Malam itupun tiba. Terhitung sudah lebih dari lima menit mereka berdiam diri disana. Didalam audi hitam milik kyuhyun yang berjajar dengan mobil-mobil super mewah lainnya. Tapi apa yang terjadi hingga yonghoon tak kunjung keluar dan memilih diam mengacuhkan kyuhyun? 

“ayolah hoonie, jangan mulai lagi!” 
“kau yang mulai duluan!!” 

Hembusan napas panjang keluar dari mulut pria tampan itu. Kemudian ia memilih bersandar pada mobilnya. Kyuhyun harus menarik ususnya panjang jika ingin berurusan dengan song yonghoon yang dalam keadaan mood yang jelek. Sedikit sulit memang, tapi itu lebih baik ketimbang harus bertengkar seperti tadi. Tepatnya dirumah, sekitar tiga puluh menit yang lalu. 

“yak! kau tidak malu bertengkar di tempat seramai ini. Lihat mereka memandangi kita” 
“aku tidak peduli!” 

Harus dengan cara apa lagi agar gadis itu mau turun dari mobil dan ikut bersamanya? Cho kyuhyun nyaris putus asa. Kalau saja tahu akan seperti ini jadinya ia pasti takkan berkomentar dan menimbulkan masalah. Perkaranya sepele, kyuhyun hanya melarang yonghoon menggulung rambutnya. Bukan terlihat jelek, bahkan leher putih jenjang milik yonghoon membuatnya semakin anggun. Tapi justru itu yang membuat kyuhyun tidak suka, itu sama saja membiarkan semua orang melihat tengkuk indah yonghoon yang ia klaim menjadi miliknya. Ia sungguh tidak rela. Padahal asal kyuhyun tahu saja, demi tatanan indah dirambutnya itu yonghoon nyaris menghabiskan waktu selama tiga puluh menit. Tapi lagi-lagi kyuhyun merusak kerja kerasnya. 

“kita lanjutkan ini nanti! sekarang kita masuk karena acara akan segera dimulai” titahnya sembari menggiring yonghoon masuk kedalam villa dengan sedikit paksaan. 

Entah ini lebih pantas disebut villa atau istana, yang jelas bagunan mewah berlabel ‘Choi’ ini begitu besar dan indah. Heol, tidak ada lagi yang bisa meragukan kekayaan milik penguasa Hyundai Grup ini. 

“jangan khawatir! Kau hanya perlu tersenyum dihadapan mereka semua, selebihnya serahkan saja padaku” 
Yonghoon terlihat tegang, itu sebabnya kyuhyun berusaha menenangkan. Bayangkan saja, acara ini seolah diperuntukkan bagi konglomerat-konglomerat seantero korea, bahkan satu dua artis dan pejabat tinggi turut andil dalam pesta yang diselenggarakan di taman yang luas ini. Dan parahnya, yonghoon bahkan tak kenal satupun dari mereka. Baiklah, sebenarnya siapa pria yang akan dinobatkan menjadi CEO dari perusahaan nomer satu ini? Yonghoon cukup penasaran. Tapi mendengar nama Hyundai, jujur saja itu mengingatkannya pada seseorang. Mungkinkah dia orangnya? 

“tunggu disini sebentar, aku ambilkan jus untukmu” 
Cho kyuhyun mengedarkan pandangannya kesegala arah, berharap menemukan minuman selain bir atau wine untuk yonghoon. Meski hanya seteguk saja, gadis itu akan membuat masalah jika sampai salah minum. “ahh itu dia” 

Kyuhyun menghampiri sebuah meja di pinggir kolam renang, disana ada beberapa macam jus yang terlihat lezat. Ia tertarik mengambil satu jus berwarna merah yang diyakininya sebagai jus strowberry, buah favorit yonghoon. Namun ketika ia hendak mengambilnya, jemari kyuhyun bertubrukan dengan tangan mungil seorang gadis. Persis seperti didrama romantis saja. Keduanya saling menatap dan ohh…!! Tebak siapa disana. 

“rin-ah…” suara kyuhyun parau. Napasnya tercekat dan rasa sakit itu mulai menjangkiti sudut hatinya. Gadis itu adalah Lee Hyorin, gadis yang pernah ia cintai sepenuh hati. Bahkan mungkin masih tersisa segelintir rasa itu dihatinya, buktinya kini jantung kyuhyun berdetak kencang. Masih sama seperti saat mereka dimabuk cinta. 

“kyuhyun oppa, apa kabar?” 
Sinar mata kyuhyun berubah sendu, pancaran mata penuh kerinduan yang membuncah. Mungkin benar, rasa itu masih ada. Meski mereka tak lagi bersama, tapi cinta itu belum sepenuhnya hilang. Hati kyuhyun remuk melihat gadis itu masih bisa tersenyum padanya. Pada pria berengsek yang telah mengobrak-abrik tatanan hidupnya. Pria yang telah membuang dirinya demi gadis lain. Ya Tuhan, rasanya berlutut dan memohon ampun di hadapan hyorin pun takkan cukup mengurangi sedikit saja rasa bersalahnya pada gadis itu. kyuhyun masih diam, ia tak tahu apa yang harus dia lakukan. 
~ ~ ~ ~ 

“hai nona?” 
Yonghoon tengah celingukan mencari kyuhyun yang tak kunjung kembali saat ia ditupuk di bahunya. Tapi, siapa gerangan pemilik suara berat itu? Bahkan yonghoon nyaris tak percaya ia berhadapan dengan siapa sekarang. 

“Siwon sunbae? Ommo, ternyata benar itu kau?” 
Tepat sesuai dugaan. Choi Siwon, pasti dialah pewaris tunggal Hyundai Grup yang sebentar lagi akan memegang jabatan CEO. Daebakk, setelah menyelesaikan S2 nya di luar negeri kini ia kembali dan langsung dihadiahi jabatan tertinggi? Mengagumlan. Yahh, yonghoon akui jiwa pebisnis memang telah mengalir didarah pria tampan ini sejak lama. Jadi wajar bukan? 

“benarkah ini song yonghoon si tukang tidur itu?” ledek siwon dengan sedikit kekehan. 
“sunbaenim, jangan ingatkan aku soal itu! kau masih saja menyebalkan” 

Baru saja bertemu pria itu sudah membuatnya kesal dengan mengungkit lagi kejadian memalukan sekitar empat tahun yang lalu. Tepatnya saat mereka masih duduk dibangku kuliah. Dimana kala itu choi siwon, yang notabennya adalah asisten dosen dikelas bisnis mendapati yonghoon yang tidur nyenyak di tengah pelajarannya. Siwon yang kesal dengan ulah hoobaenya itu lantas menghukum yonghoon dengan berdiri didepan kelas. Persis seperti hukuman anak sekolah dasar. Terbayang bukan betapa malunya yonghoon kala itu menjadi bahan olokan puluhan teman di kelasnya? Bahkan sampai sekarang pun siwon masih tertawa jika mengingat hal itu, namun dari sanalah ia mulai dekat dengan sosok yonghoon. 

“lama tidak bertemu, kau semakin cantik saja yonghoon-ah” pujinya tulus, diiringin senyuman khas ala choi siwon yang begitu menawan. 
“kau juga semakin tampan, meski sedikit tua. Hahaha…” 
“yakk, kapan kau akan berhenti menganggapku tua?” 
“tidak akan pernah” 
“yak! Dasar kau ini” siwon sedikit kesal, ingin rasanya menyumpal mulut itu dengan sepatu tapi melihat kekehan yonghoon membuatnya sangat gemas. Apa lagi saat yonghoon kesal karena dia mangacak rambutnya. Bibir mungil itu berkerucut menimbulkan kesan lucu dimata siwon. 

Ya, bagitulah mereka jika bertemu. Tabiat yonghoon yang sidikit usil selalu bisa mencairkan suasana, padahal tak jarang pria itu dibuat kesal tapi moment-moment seperti inilah yang selalu ia rindukan. Dulu mereka sempat dekat, namun hanya beberapa bulan saja karena setelah itu siwon harus pergi ke luar negeri. Meskisipun demikian, tapi kenangan singkat yang mereka lalui ternyata meninggalkan kesan yang mendalam bagi choi siwon. Itulah mengapa ia merasa senang sekali bisa bertemu yonghoon lagi. 
“kau sendirian saja yonghoon-ah?” 

“tidak! Dia datang bersamaku” 

Seseorang datang dan menyela pembicaraan mereka. Sontak saja keduanya berbalik dan menemukan kyuhyun, berdiri tegap dengan membawa dua minuman di ditangannya. Air muka curiga tergambar jelas di wajah kyuhyun saat ini. Tak jauh berbeda, otak siwon kini mulai bertanya-tanya. 
“kyuhyun-ssi?”. Cho kyuhyun. Pria itu adalah rekan bisnis baru yang dia temui beberapa hari yang lalu bukan? 

“Ya, apa yang kau bicarakan dengan istriku choi siwon-ssi?” dengan penuh maksud, sengaja ia tekankan kata ‘istri’ dalam kalimatnya. Kyuhyun sempat mengamati keduanya mengobrol akrab dan ia merasa sangat tidak suka. Bagaimana mungkin? Choi siwon yang baru dia kenal beberapa hari, bahkan belum genap sebulan mereka saling mengenal. Pria itu sudah bersikap sok akrab pada yonghoon, istrinya. Mana mungkin kyuhyun tidak kesal. 
“istri?” siwon kaget. 

“Ya. Perkenalkan, dia adalah Cho Yonghoon, istriku” dengan bangganya kyuhyun berucap. Tak lupa ia menarik pinggang yonghoon untuk merapat, berniat memberikan kesan mesra pada hubungan mereka. Lucu sekali, ia bahkan tak menghiraukan yonghoon yang sedikit meronta karena malu. Kyuhyun tak seharunya bersikap seperti itu didepan siwon, ini sungguh kekanakan. 

“kyu, neo mwoya?” bisiknya kesal. Oke, jujur saja yonghoon senang dengan perlakukan kyuhyun meski ia tak tahu apa maksud pria itu melakukan semua ini, lihat saja kedua pipinya memarah tomat sekarang. Tapi ini terkesan berlebihan dan yonghoon merasa tidak nyaman. Terlebih saat melihat tatapan siwon yang… ohh ia sendiri bingung mengartikannya. 

“yonghoon-ah, benarkan dia adalah suamimu?” 
Terdengar parau, meski samar namun didalam kalimat itu terselip rasa kekecewaan yang mendalam. Sulit dipercaya. Tidak! Siwon hanya akan percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut yonghoon sendiri. 

“benar, dia memang suamiku.” 

Astaga, dunia siwon seakan runtuh seketika. Ia harus kecewa bahkan sebelum rencana indahnya terlaksana. Rencana untuk menemukan kembali gadis yang pernah ia suka dan membuatnya menjadi pendamping hidup untuk selamanya. Namun sayang, Tuhan berkata lain. Sebenarnya apa yang terjadi selama ia pergi. Mengapa yonghoon bisa menikah secepat ini? 

“Maaf, bukan aku sengaja mendahuluimu. Tapi kurasa kau juga harus segera menyusulku. Cepatlah menikah sebelum kau bertambah tua Choi siwon-ssi” 

Gurauan yonghoon kali ini sukses membuat Kyuhyun tersenyum puas, menampilkan sisi iblis yang diam-diam terpendam dalam dirinya. Sedangkan Siwon, pria itu kembali harus menelan rasa kecewa. Ia tak berhak sakit hati karena sejak awal memang tak ada hubungan special di antara mereka. Salahnya yang tak mau mengatakan isi hatinya pada yonghoon kala itu. 

“tapi, bagaimana kalian bisa saling mengenal?” kyuhyun penasaran. 
“dia adalah sunbaeku di kelas bisnis kyu. Tapi tak lama kemudian dia pindah ke luar negeri”
“jadi begitu…” 

Byuuuuurrr…. 

Kyaaaa…. 

Seluruh tamu mendadak histeris, tampaknya telah terjadi kekacauan di pesta mewah itu. Beberapa orang mulai berkerumun di pinggiran kolam renang, membuat ketiganya ikut penasaran. “apa yang terjadi?” 

Ini buruk, seorang wanita tercebur kedalam kolam dan mulai meronta. Namun parahnya tak seorangpun rela membasahi diri untuk menolong wanita itu. Mereka malah sibuk mengemati dengan wajah sok panic tanpa mau berbuat apapun. Satu keunikan tersendiri dari manusia-manusia kalangan atas bukan? Hingga cho kyuhyun mulai menyadari siapa gerangan wanita malang itu. 

“rin-ah!!” 
Tanpa pikir lagi kyuhyun melempar tubuhnya ke air, berenang sekuat tenaga menghampiri tubuh lee hyorin yang mulai melemas. Ia tak ingin terjadi hal yang lebih buruk lagi pada gadis itu. tidak!! Kyuhyun takkan membiarkannya. 

Tak lama kemudian, tubuh kurus itu berhasil ia angkat. Tapi kepanikan kyuhyun tak berakhir sampai situ. “Rin-ah!! kumohon sadarlah rin-ah!!” ia berulang kali menepuk pipi hyorin namun tetap tak sadarkan diri. Kyuhyun beralih melakukan CPR dengan menekan dada hyorin berulang-ulang, memberikan napas buatan dari mulut kemulut tanpa ragu sedikitpun. Persetan dengan pandangan orang tentang siapa dirinya dan siapa gadis itu. Kyuhyun hanya ingin hyorinnya selamat, ia tak ingin kehilangan gadis itu. 

Sementara di ujung sana, seorang gadis menatap pilu. Senantiasa menyaksikan adengan layaknya drama romantis itu tanpa bisa berbuat apa-apa. 

“lihat! Bukankah dia istri cho kyuhyun?” 
“benar, kasihan sekali dia” 
“suaminya nekat terjun ke air demi menolong gadis lain” 

Bisikan-bisikan yang jelas sampai ketelinga. Membuat kepalanya pening dalam waktu seketika. Mungkin benar, dia adalah wanita paling menyedihkan didunia. Wanita yang hanya bisa diam ketika melihat suaminya bertaruh nyawa demi wanita lain. Wanita yang membiarkan hatinya terluka demi prianya yang berjuang menyelamatkan cinta lamanya. Song yonghoon, dialah wanita bodoh yang rela melakukan itu semua. 

Sakit? Tentu saja, bahkan tubuhnya bergetar tak kuat menahan sesak yang menggerogoti lubuk hatinya. Idiot mana yang tak lara hati melihat pria yang dicintainya berlari untuk gadis lain. Tapi mau bagaimana? Situasi yang memaksanya merelakan semua ini. Yonghoon tak setega itu melarang kyuhyun dan membiarkan hyorin terkapar tak berdaya. Cukup lihat saja, dengan begitu sekaligus ia akan tahu. Kemana arah hati kyuhyun kini berlabuh, masihkan ia sangat mencintai lee hyorin? Ataukah kyuhyun mulai bersedia menyisihkan sedikit hatinya agar bisa ia miliki? 

Hohh, yang benar saja. Lihat bukan betapa paniknya kyuhyun tadi? Ia bersikap seolah tak ingin kehilangan barang yang paling berharga dalam hidupnya. Seolah dia tak ingin kehilangan gadis itu, tanpa memikirkan bagaimana perasaan yonghoon. Tak berpikir istrinya ada di sana dan semua orang melihatnya. Akankah yonghoon tersakiti jika melihat semua ini? Dan apa kata orang lain jika dia melakukan ini didepan mata istrinya? 

Ohh ini sudah cukup, yonghoon cukup tahu sekarang. Perlakuan manis kyuhyun kala itu tak berarati apapun. Ciuman kala itu… ohh mungkin kyuhyun hanya berniat menggodanya. Tapi hati kyuhyun masih sepenuhnya milik gadis itu, cinta kyuhyun masih belum menjadi miliknya. Jadi kini ia tak perlu ragu lagi, janji tetaplah janji. Ia harus menepati janjinya pada kyuhyun. Toh tak ada lagi yang menghalanginya pergi? Jiyong sudah meninggal, itu berarti semua telah berakhir. Tak ada yang memberatkannya untuk tetap berada di dekat kyuhyun. Tak akan ada lagi cerita suram yonghoon dan kyuhyun. Ini sudah cukup. Ia harus melepas kyuhyun mulai sekarang. Membiarkannya pergi kemanapun yang ia inginkan, pergi menghampiri cinta sejatinya lagi. 

“yonghoon-ah, gwaenchana?” 
Choi siwon mendapati yonghoon dalam keadaan tak baik. Tubuhnya bergetar dengan lelehan air mata membasahi kedua pipinya. Meski begitu, gadis itu tetap tersenyum. Tersenyum melihat raut lega prianya yang telah berhasil menyelamatkan nyawa gadisnya. Meski sejatinya hati yonghoon sangat terluka, tapi ia senang melihat kyuhyun bahagia. 

“kajja yonghoon-ah, kita pergi dari sini!” 

Tbc…

1435654574_0

bic-25

b6ggs_qceaazmw1